Jepang Lepas 200.000 Ton Beras Darurat Tambahan untuk Tekan Harga

Jepang lepas 200.000 Ton Beras untuk tekan harga
Jepang lepas 200.000 Ton Beras untuk tekan harga

Tokyo | EGINDO.co – Jepang akan melepaskan 200.000 metrik ton beras lagi dari stok daruratnya untuk mengatasi kenaikan harga dua kali lipat sejak tahun lalu, kata Menteri Pertanian Shinjiro Koizumi pada hari Selasa.

Dari pelepasan baru tersebut, 100.000 ton beras tahun panen 2021 akan dijual terlebih dahulu, ke pengecer dari semua ukuran dan penjual beras lokal dengan kapasitas penggilingan yang memadai, katanya. Sisanya akan menyusul dari tahun panen 2020.

Mengapa Ini Penting

Harga beras yang melonjak telah menjadi perhatian utama bagi konsumen dan pembuat kebijakan menjelang pemilihan umum penting di Tokyo dan seluruh negeri. Konsumen telah membentuk antrean panjang untuk membeli karung beras 5 kg yang ditimbun dengan harga 2.000 yen ($13,82) sejak beras tersebut mulai tersedia di rak-rak toko dalam satu setengah minggu terakhir.

Kutipan Utama

“Kami ingin terus merespons tanpa memperlambat laju sehingga beras yang ditimbun dapat mencapai konsumen dengan cepat dan dengan biaya rendah,” kata Koizumi dalam konferensi pers.

“Kita tidak boleh membiarkan siklus harga dan upah yang baik dalam perekonomian Jepang secara keseluruhan rusak. Jika penyebabnya terletak pada beras, maka saya yakin kita harus segera mengatasi masalah tersebut.”

Berdasarkan Angka

Sejauh ini Jepang telah melepaskan sekitar 600.000 ton beras dari sekitar 900.000 ton stok daruratnya sejak Maret. Sekitar setengahnya dijual langsung ke pengecer hanya dalam dua minggu terakhir berdasarkan kebijakan distribusi baru Koizumi.

Data pada hari Senin menunjukkan harga beras supermarket rata-rata turun untuk minggu kedua berturut-turut, menjadi 4.223 yen per 5 kg dalam tujuh hari hingga 1 Juni, turun 37 yen.

Apa Yang Akan Terjadi Selanjutnya

Koizumi telah mengisyaratkan kesiapannya untuk melepaskan seluruh persediaan beras darurat dan memanfaatkan impor jika perlu untuk menstabilkan harga hingga panen baru tiba pada bulan Agustus. Tren harga dan langkah kebijakan selanjutnya akan diawasi dengan ketat saat Jepang menuju pemilihan umum dalam beberapa minggu mendatang.

Sumber : CNA/SL

Scroll to Top