Lembata, NTT|EGINDO.co Aktivitas vulkanik Gunung Ile Lewotolok yang terletak di Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur, kembali mengalami peningkatan dan menyebabkan sebaran abu vulkanik ke sejumlah wilayah. Erupsi terjadi pada Jumat, 30 Juni 2025, dan berdampak langsung terhadap masyarakat di dua kecamatan di sekitar gunung tersebut.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lembata, Andris Koban, menyampaikan bahwa terdapat 26 desa di wilayah Kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur. Dari jumlah tersebut, 15 desa tercatat sebagai wilayah yang paling terdampak akibat peningkatan aktivitas abu vulkanik.
“Saat ini status Gunung Ile Lewotolok berada pada level II atau waspada. Kondisi ini sempat mengalami fluktuasi, naik ke level III siaga, kemudian turun kembali ke waspada. Terakhir pada 23 Juni 2024, status ditetapkan berada pada level waspada. Kami telah menyiapkan rencana penanganan darurat bagi sekitar 15 ribu jiwa yang berpotensi terdampak,” ujar Andris dalam wawancaranya bersama Pro3 RRI, pada Selasa, 3 Juni 2025.
BPBD Kabupaten Lembata telah melakukan sejumlah langkah antisipatif untuk mengurangi risiko kesehatan dan dampak lain akibat sebaran abu vulkanik. Salah satunya adalah pembagian masker kepada warga yang telah dilaksanakan pada 18 April 2025, dengan total distribusi sekitar 15 ribu masker. Kegiatan ini didukung oleh Kwartir Daerah Pramuka Provinsi NTT.
Selain itu, pemerintah daerah bersama BPBD juga memastikan kelancaran distribusi air bersih bagi masyarakat di desa-desa terdampak. Bantuan suplai air bersih terus disalurkan guna memenuhi kebutuhan warga yang pasokan airnya terganggu akibat abu vulkanik.
Upaya monitoring dan koordinasi lintas sektor terus dilakukan guna memastikan keselamatan warga dan kesiapsiagaan apabila terjadi peningkatan aktivitas erupsi lebih lanjut.
Sumber: rri.co.id/Sn