Jakarta|EGINDO.co Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami pelemahan pada awal perdagangan hari ini. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah tercatat turun sebesar 0,15 persen atau 24 poin ke level Rp16.277 per dolar AS.
Pada perdagangan sebelumnya, Senin (2/6), rupiah ditutup di posisi Rp16.253 per dolar AS. Penguatan rupiah kala itu didorong oleh pelemahan dolar AS yang dipicu oleh meningkatnya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok terkait kebijakan tarif.
Namun, analis pasar uang Lukman Leong menyampaikan bahwa rupiah berpotensi kembali tertekan pada hari ini seiring dengan penguatan dolar AS yang mulai rebound. “Rupiah diperkirakan melemah terhadap dolar AS yang kembali menguat pagi ini, meskipun tekanan terhadap dolar masih ada akibat eskalasi ketegangan tarif antara Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Tiongkok,” ujar Lukman pada Selasa (3/6).
Ia menjelaskan bahwa para pelaku pasar saat ini mencermati kemungkinan perubahan kebijakan Presiden Donald Trump menjelang penerapan tarif impor baru terhadap baja dan aluminium. Rencananya, tarif impor kedua komoditas tersebut akan dinaikkan menjadi 50 persen mulai Rabu (4/6), dari sebelumnya hanya dikenakan tarif sebesar 25 persen.
Di sisi lain, data terbaru dari Tiongkok menunjukkan bahwa aktivitas sektor manufaktur mengalami penurunan signifikan. Indeks manufaktur tercatat berada pada angka 48,3, jauh di bawah ekspektasi pasar yang memperkirakan ekspansi di level 50,6. Penurunan ini turut menambah tekanan terhadap nilai tukar rupiah.
“Faktor-faktor tersebut secara keseluruhan dapat menekan pergerakan rupiah. Kami memperkirakan rupiah akan bergerak dalam rentang Rp16.200 hingga Rp16.350 per dolar AS pada perdagangan hari ini,” pungkas Lukman.
Sumber: rri.co.id/Sn