Kuala Lumpur | EGINDO.co – Timor-Leste selangkah lebih dekat untuk memenuhi keinginannya yang sudah lama untuk bergabung dengan blok regional Asia Tenggara dan dapat menjadi negara anggotanya yang ke-11 pada bulan Oktober, kata menteri luar negeri Malaysia pada hari Minggu (25 Mei).
Mohamad Hasan mengatakan di sela-sela menjelang pertemuan puncak Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) di Kuala Lumpur bahwa Dili “telah membuat kemajuan yang berarti dalam menerapkan peta jalan” untuk bergabung.
Timor-Leste adalah salah satu negara termiskin di dunia dan beberapa kekhawatiran masih ada seputar apakah negara itu dapat berpartisipasi secara berarti dalam agenda pembangunan ASEAN.
Namun, para menteri luar negeri blok tersebut menyuarakan “dukungan kuat untuk keanggotaan penuh Timor-Leste di ASEAN, khususnya dalam upayanya untuk memenuhi kriteria yang tersisa”, kata Mohamad dalam sebuah konferensi pers, menggunakan nama Portugis negara itu.
Diplomat tinggi Malaysia itu tidak memberikan rincian tentang masalah yang masih belum terselesaikan tetapi keanggotaan penuh dapat diberikan pada pertemuan regional ASEAN berikutnya pada bulan Oktober, yang tahun ini diketuai oleh Malaysia.
Negara-negara anggota ASEAN akan “sekarang mulai menjalankan prosedur hukum domestik masing-masing dengan tujuan untuk menyelesaikan proses aksesi Timor-Leste pada KTT ASEAN ke-47 dan KTT Terkait pada bulan Oktober, mudah-mudahan”, kata Mohamad.
Timor-Leste adalah negara termuda di Asia Tenggara, yang memperoleh kemerdekaan dari Indonesia pada tahun 2002 setelah 24 tahun pendudukan.
Presidennya, Jose Ramos-Horta, telah lama berkampanye untuk keanggotaan ASEAN dan aplikasi pertama kali diajukan oleh bekas koloni Portugis yang berpenduduk sekitar 1,3 juta orang itu pada tahun 2011.
Dili diberikan status pengamat kepada badan regional tersebut pada tahun 2022 tetapi keanggotaan penuhnya telah tertunda oleh berbagai tantangan.
Timor-Leste bergulat dengan tingkat ketimpangan yang tinggi, kekurangan gizi, dan pengangguran serta masih sangat bergantung pada minyak, dengan sedikit diversifikasi ke sektor lain.
Timor-Leste juga menghadapi tantangan dalam pembangunan infrastruktur dan kapasitas sumber daya manusia, yang dipandang penting untuk partisipasi efektif dalam komunitas ekonomi ASEAN.
Sumber : CNA/SL