Literasi Ekonomi Syariah Meningkat, Inklusi Keuangan Masih Rendah

ilustrasi
ilustrasi

Jakarta|EGINDO.co Aktivis ekonomi syariah, Rio, menyampaikan bahwa pemahaman masyarakat terhadap konsep ekonomi syariah mengalami peningkatan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Namun, peningkatan literasi tersebut belum sejalan dengan tingkat inklusi keuangan syariah di Indonesia yang masih tergolong rendah.

“Jika kita berbicara mengenai literasi, saat ini sudah mencapai angka 43 persen. Namun, yang perlu menjadi perhatian adalah tingkat inklusi keuangan syariah yang masih berada di kisaran 12 hingga 13 persen,” ujar Rio dalam wawancara bersama Pro3 RRI, Kamis (22/5/2025).

Menurutnya, kondisi ini menunjukkan adanya kesenjangan antara pemahaman masyarakat terhadap ekonomi syariah dengan pemanfaatan produk dan layanan keuangan syariah yang tersedia. Salah satu penyebab utama adalah masih terbatasnya keberadaan lembaga perbankan syariah, terutama di wilayah-wilayah yang jauh dari pusat ekonomi.

Rio menjelaskan bahwa kebutuhan masyarakat akan instrumen keuangan syariah yang mudah diakses belum sepenuhnya terpenuhi. Banyak daerah di Indonesia belum memiliki fasilitas perbankan syariah yang memadai.

“Oleh karena itu, pemerintah perlu memperluas akses masyarakat terhadap bank syariah, khususnya di sektor-sektor masyarakat yang lebih dalam dan belum terjangkau,” jelasnya.

Selain itu, ia menekankan pentingnya aspek perlindungan konsumen dalam sistem keuangan syariah. Ia menyebutkan bahwa saat ini simpanan nasabah di bank syariah telah dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) hingga sebesar dua miliar rupiah.

Rio juga menyarankan masyarakat untuk mempertimbangkan produk keuangan syariah lainnya, seperti reksa dana syariah. Produk tersebut, menurutnya, diawasi secara langsung oleh Dewan Pengawas Syariah yang berada di bawah naungan DSN MUI, sehingga menjamin kepatuhan terhadap prinsip-prinsip syariah.

Sumber: rri.co.id/Sn

Scroll to Top