IHSG Naik, Sentimen Positif dan Waspada Risiko

ilustrasi
ilustrasi

Jakarta|EGINDO.co Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memulai perdagangan pada awal pekan ini di zona merah dengan berada di level 7.113. Namun, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia pada pukul 10.30 WIB, IHSG berhasil berbalik arah dan menguat ke level 7.136.

Kepala Riset Ritel BNI Sekuritas, Fanny Suherman, menyampaikan bahwa IHSG berpotensi melanjutkan penguatan hingga menyentuh level 7.150. Optimisme ini ditopang oleh harapan terhadap perbaikan laju pertumbuhan ekonomi di Tiongkok.

“IHSG hari ini memiliki peluang untuk menguat menuju level 7.150, seiring meningkatnya sentimen positif dari prospek pemulihan ekonomi Tiongkok,” ujar Fanny pada Senin (19/5/2025).

Sementara itu, pada akhir pekan lalu, IHSG tercatat menguat sebesar 0,94 persen. Penguatan ini disertai dengan aksi beli bersih (net buy) oleh investor asing sebesar Rp810 miliar. Beberapa saham yang paling banyak diburu oleh investor asing antara lain BMRI, GOTO, ANTM, TLKM, dan BBCA.

Namun, pandangan berbeda disampaikan oleh Tim Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia. Mereka mengingatkan adanya potensi pembalikan arah pasar pada awal pekan ini, meskipun terdapat aliran dana asing masuk dan penguatan bursa saham di Amerika Serikat.

Analis Mirae Asset, Rully Arya Wisnubroto, menilai bahwa meskipun nilai tukar rupiah mengalami apresiasi dan harga emas menunjukkan tren penurunan, kondisi fundamental ekonomi saat ini belum cukup kuat untuk mendukung kenaikan signifikan pada pasar saham.

“Kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi, baik secara global maupun domestik, akan mengalami perlambatan dalam beberapa kuartal mendatang. Oleh karena itu, kami mengantisipasi adanya potensi koreksi pada awal perdagangan minggu ini, terutama di pasar negara berkembang seperti Indonesia,” kata Rully.

Ia juga menambahkan bahwa pembukaan pasar Asia pada hari Senin diperkirakan akan merespons sejumlah kabar penting dari akhir pekan, salah satunya adalah keputusan Moody’s Investors Service yang menurunkan peringkat kredit jangka panjang Amerika Serikat dari Aaa menjadi Aa1.

“Penurunan peringkat oleh Moody’s kemungkinan akan mendorong investor untuk bersikap lebih berhati-hati dalam menghadapi pembukaan pasar. Volatilitas diperkirakan tetap tinggi dan sentimen risk-off masih mendominasi, yang dapat kembali mendorong kenaikan harga emas,” pungkas Rully.

Sumber: rri.co.id/Sn

Scroll to Top