Rupiah Diproyeksi Melemah, Dolar AS Perkasa Akibat Negosiasi Dagang AS-Tiongkok

ilustrasi
ilustrasi

Jakarta|EGINDO.co Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat sebesar 0,39 persen ke level Rp16.561 per dolar AS pada akhir perdagangan Rabu, 14 Mei 2025. Namun demikian, pergerakan rupiah hari ini, Kamis (15/5/2025), diperkirakan akan mengalami tekanan pelemahan.

Analis pasar uang, Ariston Tjendra, menyampaikan bahwa penguatan dolar AS masih berlanjut pada perdagangan pagi ini. Kondisi ini turut mendorong pelemahan mata uang di kawasan Asia, termasuk rupiah.

“Indeks dolar AS pagi ini menunjukkan tren penguatan. Sejalan dengan itu, mata uang negara-negara di kawasan Asia cenderung tertekan terhadap dolar AS,” jelas Ariston.

Ia menambahkan, sentimen penguatan dolar AS dipicu oleh hasil perundingan antara Amerika Serikat dan Tiongkok yang membahas penurunan tarif impor. Dengan turunnya bea masuk atas produk-produk dari Tiongkok, harga barang konsumsi di AS pun menurun, sehingga berkontribusi positif terhadap perekonomian Negeri Paman Sam.

“Perkembangan tersebut mengurangi kekhawatiran pasar terhadap potensi lonjakan inflasi akibat perang tarif, sehingga mendukung apresiasi dolar AS,” imbuhnya.

Dari sisi domestik, pasar mencermati tingginya angka pemutusan hubungan kerja (PHK) pada triwulan pertama 2025. Lonjakan kasus PHK ini dinilai menjadi indikator bahwa laju pertumbuhan ekonomi Indonesia tengah mengalami perlambatan.

“Pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal pertama masih kesulitan untuk menembus angka 5 persen. Hal ini didorong oleh lemahnya daya beli masyarakat,” ujar Ariston.

Melihat kondisi tersebut, Ariston memproyeksikan bahwa rupiah hari ini berpeluang melemah hingga ke kisaran Rp16.680 per dolar AS, dengan level support berada di area Rp16.500 per dolar AS.

Sumber: rri.co.id/Sn

Scroll to Top