Jakarta|EGINDO.co Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini, Rabu (7/5/2025), diperkirakan mengalami tekanan seiring dengan sentimen global yang berkembang terkait rencana negosiasi tarif antara AS dan Tiongkok di Swiss. Sentimen ini berpotensi mendorong penguatan dolar AS, yang dapat menekan kinerja rupiah di pasar valuta asing.
Analis pasar uang, Ariston Tjendra, menyampaikan bahwa rencana pertemuan kedua negara tersebut memberikan angin segar bagi pasar keuangan global. Namun, secara bersamaan juga memicu penguatan dolar AS yang sebelumnya sempat tertekan.
“Rencana pertemuan AS dan Tiongkok untuk membahas negosiasi tarif di Swiss memberikan sentimen positif bagi pasar. Namun, hal ini turut mendorong penguatan dolar AS yang sebelumnya dalam tekanan,” ujar Ariston.
Sebelumnya, indeks dolar AS melemah akibat kekhawatiran pasar terhadap perlambatan ekonomi AS yang dipicu oleh kebijakan tarif. Namun, hingga penutupan perdagangan Selasa (6/5), rupiah masih mencatatkan penguatan tipis sebesar 0,04 persen ke posisi Rp16.449 per dolar AS.
Menurut Ariston, pergerakan rupiah saat ini berada dalam fase konsolidasi. Pelaku pasar menantikan hasil keputusan rapat kebijakan moneter bank sentral AS (The Fed) yang akan diumumkan pada dini hari nanti.
“Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih berkonsolidasi. Pasar tengah menunggu hasil pengumuman kebijakan moneter AS,” jelasnya.
Lebih lanjut, Ariston menambahkan bahwa potensi kenaikan tarif dapat mendorong The Fed untuk mengambil sikap yang lebih ketat dalam kebijakan moneternya. Hal ini dinilai dapat memperkuat dolar AS lebih lanjut.
“Dengan kondisi tersebut, rupiah berpotensi melemah menuju kisaran Rp16.550 per dolar AS, sementara level support berada di sekitar Rp16.400,” tutup Ariston.
Sumber: rri.co.id/Sn