Jakarta|EGINDO.co Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin Indonesia) terus mempererat hubungan kerja sama di bidang perdagangan dan investasi dengan Amerika Serikat (AS). Langkah ini bertujuan untuk memperluas jaringan kemitraan sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam peta perdagangan global.
Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, menyampaikan bahwa Indonesia siap mendukung penguatan kerja sama tersebut. Salah satu potensi utama yang ditawarkan Indonesia dalam negosiasi dagang adalah sumber daya mineral berbasis hijau (green base minerals) yang menjadi keunggulan nasional.
“Ini bukan semata-mata karena permintaan dari pihak Amerika Serikat, tetapi merupakan inisiatif bersama. Terakhir, kami juga membahas tentang mineral berbasis hijau yang menjadi salah satu andalan Indonesia dalam bernegosiasi,” ujar Anindya dalam keterangan pers yang diterima RRI pada Selasa (6/5/2025).
Anindya juga menyoroti peningkatan kinerja ekspor nasional, khususnya pada sektor alas kaki. Menurutnya, Indonesia saat ini mampu mengekspor hingga 200 juta pasang sepatu ke pasar internasional setiap tahunnya.
Namun demikian, ia mengungkapkan adanya kekhawatiran terkait aktivitas ekspor yang dilakukan oleh pihak asing, bukan langsung oleh pelaku usaha dalam negeri. “Kami dari Kadin ingin menelusuri lebih lanjut bagaimana caranya agar volume ekspor tersebut dapat lebih banyak berasal dari produsen Indonesia,” tambahnya.
Selain itu, Kadin Indonesia juga berkomitmen memperkuat kerja sama di sektor pertanian, khususnya pada komoditas seperti kedelai, kapas, dan produk susu. Komoditas-komoditas tersebut dinilai strategis untuk mendukung ketahanan pangan dan memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Anindya optimistis bahwa nilai perdagangan bilateral antara Indonesia dan Amerika Serikat dapat meningkat hingga dua kali lipat. Ia menambahkan bahwa peningkatan ekspor garmen dan alas kaki juga berpotensi menciptakan hingga 200 ribu lapangan kerja baru di Tanah Air.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa kerja sama yang erat ini juga akan mendukung program nasional seperti Makan Bergizi Gratis (MBG). Program tersebut membutuhkan pasokan protein yang cukup, termasuk dari kedelai dan susu.
“Dengan adanya kerja sama yang baik, program Makan Bergizi Gratis dapat menjadi lebih berkualitas, karena kita memerlukan banyak protein dari kedelai untuk pembuatan tempe, serta protein dari susu,” pungkasnya.
Sumber: rri.co.id/Sn