Kenaikan Harga Emas Dinilai sebagai Peluang untuk Dongkrak Pendapatan Negara

Ilustrasi harga emas naik
Ilustrasi harga emas naik

Jakarta|EGINDO.co Kenaikan harga emas yang terjadi belakangan ini dinilai dapat menjadi momentum strategis untuk meningkatkan penerimaan negara serta memperkuat cadangan devisa. Hal tersebut disampaikan oleh Anggota Komisi VI DPR RI, Herman Khaeron.

Menurutnya, tren kenaikan harga emas seharusnya turut berdampak positif terhadap pendapatan negara, terutama yang berasal dari hasil tambang emas milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Selain itu, peningkatan pendapatan juga dapat diperoleh dari skema bagi hasil dengan perusahaan swasta, seperti PT Freeport Indonesia.

“Pemerintah seharusnya dapat memaksimalkan kenaikan harga emas ini untuk mendongkrak pendapatan dari sektor pertambangan. Namun, yang tidak kalah penting, dampak positif ini juga perlu dirasakan oleh masyarakat,” ujar Herman Khaeron dalam perbincangan bersama RRI Pro 3 pada Senin, 14 April 2025.

Ia menambahkan, pendapatan tambahan yang diraih oleh perusahaan tambang BUMN seperti PT Aneka Tambang Tbk (Antam), juga sebaiknya dimanfaatkan untuk memperluas kapasitas produksi emas. Saat ini, Antam masih mengandalkan bahan tambahan impor untuk proses pengolahan emasnya.

“Peningkatan pendapatan tersebut bisa dimanfaatkan untuk mengimpor bahan pendukung tambahan, guna mendorong peningkatan produksi emas nasional,” jelasnya.

Senada dengan Herman, Presiden Komisaris PT Central Omega Resources Tbk, Kurniadi Atmosasmito, juga meyakini bahwa harga emas yang terus naik akan mendorong perusahaan-perusahaan tambang untuk melakukan ekspansi usaha dan meningkatkan hasil produksinya.

Ia memproyeksikan harga emas akan bertahan tinggi dalam waktu yang cukup lama. Kalaupun terjadi penurunan, nilainya diperkirakan tidak signifikan.

“Meskipun ada rencana pertemuan antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping dalam waktu dekat, hal itu tidak serta-merta akan menurunkan harga emas secara drastis,” ujarnya kepada RRI Pro 3.

Kurniadi menjelaskan bahwa pergerakan harga emas masih sangat dipengaruhi oleh dinamika kondisi ekonomi global dan situasi geopolitik internasional, termasuk kebijakan tarif perdagangan timbal balik dari Amerika Serikat.

Sebagai informasi, harga emas batangan produksi Logam Mulia Antam 24 karat mencatatkan kenaikan selama tiga hari berturut-turut. Pada Sabtu, 12 April 2025, harga emas mencapai rekor tertinggi sebesar Rp1.904.000 per gram, meningkat Rp15.000 dari hari sebelumnya.

Selain Antam dan Freeport, beberapa perusahaan tambang emas lainnya juga berada di bawah koordinasi Holding BUMN tambang, MIND ID. Salah satunya adalah PT Merdeka Copper Gold Tbk yang mengelola Tambang Emas Tujuh Bukit.

Adapun Antam memiliki Unit Bisnis Pertambangan Emas (UBPE) yang mengelola tambang emas Pongkor di Jawa Barat. Sementara itu, PT Freeport Indonesia mengoperasikan tambang emas di Mimika, Papua.

Cadangan emas milik pemerintah Indonesia merupakan bagian dari cadangan devisa nasional yang dikelola oleh Bank Indonesia. Cadangan tersebut berfungsi sebagai aset likuid yang digunakan untuk menjaga kestabilan nilai tukar rupiah, membiayai kebutuhan impor, serta menghadapi potensi krisis ekonomi.

Hingga tahun 2023, cadangan emas Indonesia tercatat mencapai sekitar 78,6 ton. Meski jumlah tersebut cukup signifikan, masih berada di bawah cadangan emas sejumlah negara besar seperti Amerika Serikat, Jerman, dan Italia.

Sumber: rri.co.id/Sn

Scroll to Top