Muncul Ketika Bulan Puasa di Medan, Rotan Muda Jadi Menu Favorit Berbuka Puasa

Rotan muda yang dibakar disebut Pakkat
Rotan muda yang dibakar disebut Pakkat

Medan | EGINDO.com – Muncul hanya ketika bulan Puasa Ramadhan di kota Medan, Provinsi Sumatera Utara (Sumut) sebuah menu makanan yang banyak diminati oleh masyarakat Medan yang sedang melaksanakan ibadah puasa.

Rotan Muda yang disebut Pakkat, yakni rasanya pahit, akan tetapi menjadi menu Favorit di Bulan Ramadan. Pasalnya saat bulan Ramadan tiba, satu makanan khas yang selalu hadir di meja makan masyarakat Kota Medan yang asalnya dari Padangsidimpuan, Kabupaten Tapanuli Selatan dan Mandailing Natal (Madina) yakni Pakkat.

Pantauan EGINDO.com di Kota Medan banyak yang menjual pakkat atau roda muda. Para penjual Rotan muda itu juga banyak diberbagai pelosok kota Medan. Para penjual Rotan muda itu juga menyediakan layanan pembakaran Rotan muda yang dijual. Artinya para pembeli Rotan muda, gratis untuk dibakar Rotan muda yang dibeli.

Baca Juga :  Medan, Deliserdang Langka LPG 3 Kg, KPPU Panggil Pertamina
Rotan muda yang siap disantap sebagai menu berbuka puasa

Mengapa harus dibakar? Jawabnya agara Rotan muda atau Pakkat itu mudah dikupas untuk mengambil isi Rotan muda yang memang memiliki rasa pahit, tetapi ketika dibakar dan diolesi campuran cabai, bawang, serta kecap asin, rasanya menjadi nikmat dan menggugah selera. Untuk itu para penjual akan membakar Rotan muda itu untuk diserahkan kepada pembeli yang membeli Rotan muda itu disebut Pakkat.

Pakkat biasanya dijadikan lauk pendamping nasi dan gulai saat berbuka puasa. Pakkat atau Rotan muda itu berasal dari tanaman liar yang tumbuh di hutan belantara dan sering dikonsumsi kawanan gajah. Namun, Rotan muda yang berasal dari tanaman liar yang tumbuh di hutan belantara itu justru menjadi hidangan istimewa yang selalu dinanti banyak orang terutama masyarakat dari Tapanuli Selatan dan Mandailing Natal.

Faktanya, setiap bulan Ramadan tiba, banyak warga yang tiba-tiba beralih profesi menjadi pedagang Pakkat yang bukan di kota asal menu makanan itu akan tetapi juga di Kota Medan. Tidak sulit menemukan penjualnya, hampir di setiap persimpangan jalan Kota Medan ada, sama halnya dengan di kota Padangsidimpuan ada yang menjajakan pakkat, terutama saat menjelang waktu berbuka.

Baca Juga :  Semua Perjalanan Kereta Kafe Kamboja Tidak Kemana-Mana

Amatan EGINDO.com, Pakkat atau Roran muda itu mengeluarkan aroma khas dari rotan yang dibakar di tempat jualan yang membuat semakin menggoda siapa saja yang melintas untuk membelinya. Menurut seorang pedagang Pakkat, Moncot Lubis (41), mengaku sudah bertahun-tahun atau setiap tahun pada bulan Ramadhan menjual pakka.

Menurutnya, menjual Pakkat untungnya lumayan untuk menambah nafkah keluarga. Harga Pakkat tiga batang dijual seharga Rp10 ribu dan juga satu batang dibanderol Rp5 ribu. Soal harga masyarakat Medan yang membeli tidak jadi masalah maka tetap ramai pembelinya.

Informasi dari Haliah Hasibuan (45) kepada EGINDO.com mengakui berbuka puasa tanpa pakkat terasa kurang lengkap dan untuk keluarganya, pakkat sebagai menu utama di rumah pada bulan Ramadhan. Katanya makan nasi usai berbuka rasanya hambar kalau tidak ada pakkat yang dicampur cabai, bawang, dan kecap asin.

Baca Juga :  Rupiah Berisiko Melemah jelang Hasil Rapat BI

Ternyata ada juga yang berpendapat, Imran Matondang (58) mengatakan baginya dan bagi masyarakat Tapanuli Selatan, pakkat bukan sekadar makanan, tetapi sudah menjadi bagian dari tradisi berbuka puasa. Setiap Ramadan, tidak pernah absen makan pakkat. Meski pahit, pakkat tetap menjadi menu favorit yang selalu dinanti. “Rasanya yang khas, aroma bakarnya yang menggoda dan tradisi yang sudah mengakar membuat pakkat terus bertahan sebagai hidangan istimewa di bulan suci Ramadan,” kata Matondang menjelaskan.@

Bs/fd/timEGINDO.com

Bagikan :
Scroll to Top