Menhan Taiwan: Mustahil Bagi AS Tinggalkan Indo-Pasifik

AS Tidak Mungkin Tinggalkan Indo-Pasifik
AS Tidak Mungkin Tinggalkan Indo-Pasifik

Taipei | EGINDO.co – Amerika Serikat tidak dapat meninggalkan Indo-Pasifik karena kawasan tersebut merupakan bagian dari “kepentingan nasional inti”, kata Menteri Pertahanan Taiwan Wellington Koo di tengah kekhawatiran tentang komitmen keamanan AS terhadap Taiwan.

Perselisihan Gedung Putih antara Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Presiden AS Donald Trump, yang menjatuhkan hubungan antara Kyiv dan pendukung militer utamanya ke titik terendah, telah memperbarui kekhawatiran di Taiwan tentang komitmen keamanan Washington pada saat Tiongkok meningkatkan tekanan militernya untuk menegaskan klaim kedaulatannya atas pulau demokrasi tersebut.

“Kami memang memperhatikan situasi internasional yang berubah cepat dan rumit dan sangat memahami bahwa kita tidak dapat hanya berbicara tentang nilai-nilai tetapi bukan kepentingan nasional,” kata Koo kepada wartawan dalam sebuah pengarahan pada hari Senin ketika ditanya apakah AS masih merupakan mitra keamanan yang dapat diandalkan bagi Taiwan.

“Jadi kita harus bertanya: menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik termasuk status quo di Selat Taiwan dan Laut Cina Selatan, apakah itu merupakan kepentingan nasional inti AS?” tanya Koo.

“Saya pikir mustahil bagi Amerika Serikat untuk mundur dari Indo-Pasifik karena itu adalah kepentingan nasional utamanya.”

Koo mengatakan “menggunakan pencegahan dan kekuatan untuk mencapai perdamaian” telah menjadi konsensus lama antara Taipei dan Washington, dan bahwa stabilitas di kawasan itu penting bagi Amerika Serikat, baik secara ekonomi maupun geopolitik.

Amerika Serikat adalah pendukung internasional dan pemasok senjata terpenting bagi Taiwan meskipun tidak ada hubungan diplomatik formal antara Washington dan Taipei.

Taiwan, yang dengan tegas menolak klaim kedaulatan Tiongkok, menikmati dukungan dari pemerintahan Trump yang pertama. Namun, Trump membuat Taiwan gelisah selama kampanye dengan meminta agar Taiwan membayar lebih untuk jaminan keamanan AS.

Sumber : CNA/SL

Bagikan :
Scroll to Top