Alphonzus Widjaja: Sepinya Pusat Perbelanjaan Sebab Tidak Lagi Hanya Tempat Belanja

Alphonzus Widjaja
Alphonzus Widjaja

Jakarta | EGINDO.com – Sepinya pusat-pusat perbelanjaan atau mal-mal disebabkan karena tidak sigap merespons perubahan yang terjadi, terutama dalam menangkap kebutuhan masyarakat. Mal sekarang itu tidak bisa lagi hanya sekedar berfungsi sebagai tempat belanja. Tidak bisa lagi hanya berfungsi sebagai shopping talk.

“Tidak bisa. Jadi harus diberikan fungsi lain daripada pusat perbelanjaan yaitu adalah customer experience. Customer journey. Nah, mal-mal harus bisa segera merubah dirinya supaya tidak hanya sekedar berfungsi sebagai tempat belanja. Tapi harus ada fungsi customer experience tadi. Kalau ini tidak bisa, maka akan ditinggalkan oleh pelanggannya begitu,” kata Alphonzus Widjaja kepada EGINDO.com.

Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja menegaskan, kini customer, masyarakat berbelanja dengan online. Para konsumen sudah terbiasa dengan pola belanja online. Sehingga, mal-mal atau pusat perbelanjaan seharusnya fokus untuk menarik kelompok masyarakat yang sudah terbiasa dengan belanja online itu, mau dan kembali berbelanja di mal atau pusat perbelanjaan.

“Untukitu fungsi dari pusat perbelanjaan saat ini bukan lagi hanya sekedar sebagai tempat belanja. Jadi pertama kita harus sepakati dulu bahwa fungsi pusat perbelanjaan sekarang bukan lagi hanya sekedar tempat belanja. Harus ada fungsi lain yaitu fungsi experience, customer journey, customer experience. Saya rasa itu yang harus diberikan,” kata Alphonzus Widjaja.

Menurutnya pemilik mal atau pusat perbelanjaan juga harus menyadari, customer experience, customer journey bisa berubah setiap saat. Karena sangat identik dengan dengan gaya hidup. Pusat perbelanjaan, harus dapat berfungsi memberikan kebutuhan pelanggan (customer). Gaya hidup selalu berubah setiap saat. Apalagi dunia sekarang sudah demikian terbuka dengan sosial media dan sebagainya.

“Jadi apalagi di kota-kota besar, gaya hidup masyarakat cepat sekali berubah. Nah harus bisa punya kemampuan untuk menganalisa. Sekarang ini yang di customer experience, customer journey yang diperlukan oleh masyarakat saat ini itu adalah koneksi sosial,” katanya menjelaskan.

Kini memang ada fenomena mal atau pusat perbelanjaan sepi hingga tutup beberapa tahun terakhir marak terjadi di Indonesia, khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta. Namun, Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja yang juga CEO Retail & Hospitality NWP Property itu menegaskan, sepinya kunjungan pada sejumlah mal, bahkan sampai harus tutup, tidak menunjukkan bisnis pusat perbelanjaan sedang dalam tren turun.

“Jadi saya kira bukan karena bisnis pusat perbelanjaan di Indonesia sedang menurun. Tidak begitu, kalau memang kondisinya bisnis itu memburuk, tentunya hampir semua mal akan sepi, tingkat kunjungannya akan semakin menurun begitu. Itu yang harus digarisbawahi, bahwa ada pusat perbelanjaan yang tingkat kunjungannya semakin menurun, kinerjanya semakin menurun bukan karena akibat kondisi pusat perbelanjaannya, bisnis pusat perbelanjaan di Indonesia,” kata Alphonzus menegaskan.@

Fd/timEGINDO.com

 

Scroll to Top