Jakarta | EGINDO.com –  Beberapa dekade lalu, negara-negara NORSCAN (North America and Scandinavia) menjadi pemasok utama produk pulp dan kertas dunia, namun, sekarang mulai terjadi pergeseran yang signifikan ke arah Asia, khususnya Indonesia dan negara-negara di Asia Timur. Ini adalah peluang besar bagi kita, sebuah kesempatan Indonesia untuk menjadi raja industri pulp.
Hal itu dikatakan Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika di Jakarta dalam siaran pers Kementerian Perindustrian yang dilansir EGINDO.com pada Selasa (11/2/2025)
Putu menyebut bahwa konsumsi kertas per kapita di Indonesia baru mencapai 32 kg per tahun, yang berarti pasar pulp dan kertas masih memiliki potensi besar untuk berkembang. Selain itu, adanya tren green lifestyle yang semakin populer mendorong penggunaan kertas sebagai material kemasan ramah lingkungan menggantikan plastik. Hal ini juga membuka peluang untuk Indonesia meraih pasar baru, baik di dalam negeri maupun global. Seiring dengan berkembangnya industri pulp dan kertas, Dirjen Industri Agro juga menyampaikan terjadinya peningkatan yang signifikan dalam kapasitas produksi.
Dari 103 unit usaha pada tahun 2021, kini menjadi 113 unit usaha pada tahun 2024. Kapasitas terpasang pulp meningkat dari 10 juta ton per tahun menjadi 12,3 juta ton per tahun, sementara kapasitas produksi kertas meningkat dari 18,2 juta ton menjadi 20,86 juta ton per tahun pada periode yang sama. Namun, meski Indonesia kini menempati peringkat ke-7 dunia dalam industri pulp dan peringkat ke-6 dunia dalam industri kertas, masih terdapat beberapa tantangan besar yang harus dihadapi, seperti ketersediaan bahan baku kertas daur ulang (KDU), jaminan pasokan bahan baku dari impor yaitu kebijakan EUWSR (European Union Waste Shipment Regulation) yang akan membatasi impor KDU dari Uni Eropa.
Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika menyampaikan, industri pulp dan kertas Indonesia juga memiliki keunggulan komparatif yaitu ketersediaan bahan baku kayu yang tumbuh relatif lebih cepat dari Hutan Tanaman Industri.
Sebagaimana diketahui dari laman resmi Asia Pulp and Paper (APP) adalah lembaga yang menaungi sejumlah pabrik pulp dan kertas di Indonesia, yang meski masing-masing dikelola secara independen, namun dipersatukan oleh kesamaan nilai dan histori: anggota keluarga besar Sinarmas.
APP memproduksi pulp, kertas serta produk turunannya menggunakan sejumlah merek guna memenuhi kebutuhan dari berbagai penjuru dunia. Bermula dari PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia di Mojokerto, Jawa Timur, pada tahun 1972, APP berkembang menjadi industri berkapasitas produksi hingga 12 juta ton per tahun (tidak menyebut lagi produk yang dihasilkan), yang menjangkau 120 negara di 6 benua, dengan mengandalkan keberadaan sebanyak lebih dari 70 ribu orang karyawan.
Dalam aktivitas APP, nilai tradisi seperti kedekatan dan hubungan jangka panjang dengan pengguna, termasuk pula masyarakat berikut lingkungan sekitar, disandingkan APP dengan nilai modern, berupa efisiensi dan inovasi tanpa henti.@
 Rel/timEGINDO.com