Jakarta|EGINDO.co Nilai tukar rupiah diperkirakan mengalami tekanan pada perdagangan hari ini, Senin (10/2/2025), seiring dengan rilis data ketenagakerjaan Amerika Serikat yang menunjukkan kondisi yang masih solid.
Pada penutupan perdagangan Jumat (7/2/2025), rupiah tercatat menguat sebesar 0,36 persen atau naik 58 poin menjadi Rp16.282 per dolar AS. Penguatan tersebut didorong oleh sentimen positif pasar terhadap meningkatnya cadangan devisa Indonesia.
Namun, data ekonomi AS yang dirilis pada akhir pekan lalu menunjukkan bahwa tingkat pengangguran AS pada Januari turun menjadi 4 persen dari sebelumnya 4,1 persen. Selain itu, kenaikan upah rata-rata tercatat meningkat 0,5 persen, lebih tinggi dari perkiraan 0,3 persen, sementara ekspektasi inflasi naik menjadi 4,3 persen dari perkiraan sebelumnya sebesar 3,3 persen.
Menurut Analis Pasar Uang, Ariston Tjendra, data tersebut semakin menguatkan posisi dolar AS terhadap mata uang lainnya. “Pagi ini, indeks dolar AS sudah berada di kisaran 108,35 dibandingkan dengan posisi Jumat pagi sebelumnya yang masih berada di kisaran 107,77,” ujar Ariston.
Ia juga menambahkan bahwa penguatan dolar AS masih ditopang oleh ekspektasi pasar terhadap potensi perang dagang. Ketidakpastian global semakin meningkat akibat kebijakan kenaikan tarif impor yang masih bergulir di bawah pemerintahan Presiden Trump.
“Rupiah berisiko melemah ke arah Rp16.350 per dolar AS, sementara potensi titik support berada di kisaran Rp16.250 per dolar AS,” tutup Ariston.
Pelaku pasar akan terus mencermati perkembangan kebijakan moneter AS serta dinamika ekonomi global yang dapat mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah dalam waktu dekat.
Sumber: rri.co.id/Sn