Jakarta | EGINDO.com – Harga Pulp naik secara global. Harga bahan baku kertas, khususnya kraft pulp tengah menunjukkan tren kenaikan. Berdasarkan data Trading Economics yang dikutip EGINDO.com pada Kamis (16/1/2025), bahwa harga kraft pulp global tercatat di level CNY 5.960, mengalami kenaikan sebesar 1,64% sejak awal tahun 2025.
Ketika harga Pulp naik secara global, emiten produsen kertas milik Sinarmas Group, PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP), menjadi kabar baik ditengah pemulihan harga pulp alias bubur kertas di tingkat global. Harga pengapalan bubur kraft kayu keras yang diputihkan (BHK) pulp pada November 2024 meningkat sebesar 3,3 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Prospek industri kertas berpeluang cerah. Mengutip riset RHB, sektor kertas global dinilai tengah menghadapi perubahan signifikan. Penutupan pabrik Shandong Chenming di China, yang memproduksi sekitar 5 juta ton kertas dan kemasan, menjadi salah satu faktor penggerak utama pasar. Penurunan kapasitas dinilai membatasi pasokan global, memberikan ruang bagi peningkatan harga kertas dan pulp.
Dalam riset RHB mengamati dalam lima tahun ke depan, sekitar 4,5 juta ton fasilitas pulp baru akan dibangun untuk mendukung integrasi industri kertas di negara tersebut. Hal itu diperkirakan akan menekan permintaan pasar pulp. Selain itu, tambahan kapasitas global sebesar 7,2 juta ton, termasuk proyek besar seperti Suzano’s Cerrado (2,55 juta ton) dan APP OKI (3 juta ton), dapat memberikan tekanan pada harga pulp secara keseluruhan.
Data RHB mencatat cash cost produksi pulp di China mencapai USD362-424 per ton. Jauh lebih tinggi dibandingkan Indonesia yang hanya USD225-270 per ton. Menurut riset RHB Shandong Chenming yang memiliki kapasitas produksi Bleached Hardwood Kraft (BHK) sebesar 3 juta ton dan kertas & kemasan (p&p) sebesar 7 juta ton, terpaksa menghentikan produksi kertasnya pada 2024. Perusahaan mengalami kerugian operasional mencapai USD29,6 juta pada 2023, sementara pada periode Januari-September 2024, kerugian tercatat sebesar USD8,6 juta. Beban bunga yang tinggi sekitar USD230-240 juta per tahun semakin membebani neraca keuangan perusahaan tersebut.
Lantas target saham INKP di tengah keterbatasan pasokan kertas global, RHB Sekuritas memproyeksi pasokan kertas global yang terbatas justru menjadi peluang IKNP meningkatkan harga jual kertas, sehingga dapat berdampak terhadap kinerja keuangan perseroan. Secara fundamental, RHB Sekuritas menilai INKP memiliki valuasi yang masih murah. Anggota bursa (AB) ini mematok target price-to-earnings ratio (P/E) INKP sebesar 9x pada 2025, yang berarti saham INKP berada pada diskon 33 persen dibandingkan dengan emiten sejenis. RHB menilai INKP mampu mengalihkan fokus dari ketergangungan pada pertumbuhan harga pulp.@
Bs/fd/timEGINDO.com