Jakarta | EGINDO.com – Beredar di media sosial (medsos), ternyata kenaikan PPN 12 persen tidak hanya untuk barang mewah. Berbelanja kebutuhan sehari-hari seperti air mineral di supermarket juga terkena ketentuan baru tersebut.
Sebagaimana diberitakan Presiden Prabowo Subianto memberlakukan tarif PPN 12 persen secara selektif, dimana tarif itu hanya berlaku untuk kategori barang mewah. Untuk kategori barang non mewah dan jasa atau barang tak berwujud, sistem pengenaan PPN 12 persen dihitung dengan rumus yang berbeda, sehingga nilai yang dibayar konsumen tetap 11 persen.
Hal tersebut diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) nomor 131 Tahun 2024 tentang Perlakuan Pajak Pertambahan Nilai atas Impor Barang Kena Pajak, Penyerahan Barang Kena Pajak, Penyerahan Jasa Kena Pajak, Pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari Luar Daerah Pabean di Dalam Daerah Pabean, dan Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari Luar Daerah Pabean di Dalam Daerah Pabean.

Namun nyatanya yang terjadi di lapangan tidak demikian. Beberapa masyarakat mengeluh setelah dikenakan tarif PPN 12 persen setelah melakukan transaksi. Padahal jika merujuk kepada aturan yang ada, nilai PPN yang seharusnya dibebankan kepada masyarakat tetaplah 11 persen.
Viral di media sosial seperti seorang warga membeli dua botol air mineral kemasan 330 ml dengan harga per botol Rp 8.000 dengan total Rp 16 ribu. Belanjaan ini dikenakan PPN 12%, yakni Rp 1.920. Kemudian, dikenakan lagi pembulatan Rp 20. Sehingga total yang harus dibayar Rp 17.900.
Kemudian masih di Media Sosial seorang warga lainnya membeli roti makanan yang semua item-nya menggunakan nama dalam bahasa asing. Roti tawar premium Rp 28.300, roti Smoked Beef Chees Rp 17.900, Toast Sanwdidch Rp 15.800, dan American Cheese Roll Rp 28.000. Total belanjaan adalah Rp 80.358. Setelah dikenakan PPN 12 persen sebesar Rp 9.642, pembeli ini harus membayar total Rp 90.000.
Viralnya di Media Sosial, kenaikan PPN 12 persen bukan hanya barang mewah mendapat komentar yang banyak dari warganet. Dari beragam komentar warganet yang menyesalkan tindak pemerintah tetap menaikkan PPN 12 persen itu banyak juga warganet yang malah menilai inilah saatnya untuk memperkuat ekonomi pedagang di pasar-pasar tradisional. Tulisnya, “Kesempatan kios tetangga kita untuk bangkit. Alhamdulillah. Ayo belanja di kios-kios dan pasar pasti lebih murah. Bantu ekonomi rakyat.” Ada juga yang menulis, berbelanja saja di pasar tradisional karena sekarang ekonomi lagi susah, tak sanggup belanja di pasar modern.@
Bs/timEGINDO.com