Akhirnya Rupiah Tembus Rp16.000,- Apa yang Harus Dilakukan Bank Indonesia

fadmin malau
Fadmin Malau

Catatan: Fadmin Malau

Akhirnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika serikat (AS) tembus Rp 16.000,- per dollar AS. Apa yang dilakukan Bank Indonesia (BI)? Pertanyaan ini banyak dipertanyakan publik karena berdampak kepada level psikologis perekonomian Indonesia.

Level terburuk rupiah yang terjadi pada Jum’at (13/12/2024) kemarin adalah level terburuk sejak 7 Agustus 2024 lalu dimana nilai tukar rupiah di pasar spot tembus ke atas Rp 16.000 per dolar Amerika Serikat (AS) pada akhir perdagangan Jum’at (13/12/2024) kemarin, rupiah spot ditutup pada posisi Rp 16.009 per dolar AS ketika rupiah melemah 0,4% dibanding penutupan hari sebelumnya yakni Kamis (12/12/2024) pada posisi Rp 15.945 per dolar AS.

Baca Juga :  Akibat Desakan Publik, Akhirnya Pajak Sembako Dibatalkan

Melihat perdagangan kemarin hingga pukul 15.00 WIB, mayoritas mata uang di Asia melemah. Hal itu terlihat mata uang baht Thailand menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam setelah anjlok 0,48%. Kemudian peso Filipina ambles 0,4% dan ringgit Malaysia juga tertekan 0,39% dan juga won Korea Selatan terdepresiasi 0,23%. Berikutnya, yen Jepang tergelincir 0,13% dan yuan China turun 0,12% serta dolar Singapura melemah 0,09%. Sedangkan yang menguat rupee India naik 0,07%, kemudian dolar Hongkong naik 0,01%, dolar Tawain menguat tipis 0,003%.

Apa yang dilakukan Bank Indonesia? Harusnya Bank Indonesia segera melakukan intervensi pada pasar valuta asing dengan cepat dan tepat untuk menjaga kepercayaan pasar terhadap rupiah yang jatuh pada level terendah kemarin dan sesungguhnya dalam empat bulan terakhir Rupiah pada level buruk yakni mendekati pada posisi Rp 16.009 per dolar AS.

Baca Juga :  Masjid Utama Tokyo Akhirnya Dibuka Setelah Tutup 10 Pekan

Bank Indonesia harus berperan menjadi otoritas moneter melakukan intervensi di pasar valuta asing. Pengelolaan moneter harus tepat dengan mengacu pada intervensi yang dilakukan bank sentral di pasar spot valas, forward non-deliverable domestik, dan pembelian obligasi pemerintah di pasar sekunder.

Langkah intervensi itu penting untuk mendukung kepercayaan pasar terhadap rupiah yang mana miliki dampak luas terhadap ekonomi makro dan kepercayaan para investor dalam berinvestasi di Inonesia. Semoga.@

***

Penulis adalah Pemimpin Redaksi EGINDO.com

Bagikan :
Scroll to Top