Jakarta|EGINDO.co Pada perdagangan Kamis (5/12/2024), nilai tukar rupiah dibuka menguat sebesar 0,10% atau 16 poin ke posisi Rp15.921 per dolar Amerika Serikat (AS). Berdasarkan data Bloomberg, penguatan ini terjadi seiring dengan pelemahan indeks dolar AS sebesar 0,10% ke level 106,242.
Sejumlah mata uang di kawasan Asia menunjukkan pergerakan yang beragam terhadap dolar AS. Yen Jepang menguat 0,14%, dolar Singapura naik 0,04%, dolar Hong Kong bertambah 0,01%, ringgit Malaysia melonjak 0,42%, peso Filipina naik 0,12%, dolar Taiwan meningkat 0,22%, dan baht Thailand bertambah 0,06%. Sementara itu, mata uang yang mengalami pelemahan antara lain yuan China yang turun 0,13%, won Korea melemah 0,14%, dan rupee India terkoreksi 0,05%.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, memproyeksikan rupiah akan bergerak fluktuatif sepanjang hari ini. Menurutnya, nilai tukar rupiah berpotensi ditutup melemah di kisaran Rp15.920 hingga Rp16.000 per dolar AS.
Pada hari sebelumnya, rupiah juga mengalami penguatan tipis sebesar 0,05%, dari Rp15.946 per dolar AS pada Selasa (3/12/2024) menjadi Rp15.937 per dolar AS pada Rabu (4/12/2024).
Sementara itu, Ketua Federal Reserve Jerome Powell menyampaikan bahwa kondisi ekonomi AS lebih kuat daripada ekspektasi pada September lalu. Powell menilai risiko penurunan di pasar tenaga kerja lebih kecil, pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dari perkiraan, dan inflasi masih berada di level yang relatif tinggi. Hal ini memberikan ruang bagi The Fed untuk bertindak lebih hati-hati dalam menentukan tingkat suku bunga netral (neutral rate).
Di sisi lain, sentimen positif global terlihat dari penurunan imbal hasil (yield) US Treasury (UST). Yield UST 5 tahun turun 4 basis poin menjadi 4,07%, sedangkan yield UST 10 tahun juga turun 4 basis poin menjadi 4,19%. Selain itu, Credit Default Swap (CDS) 5 tahun Indonesia tetap stabil di level 73 basis poin.
Menurut Kepala Riset Pendapatan Tetap BNI Sekuritas, volatilitas harga dan imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) berdenominasi rupiah diperkirakan meningkat. Berdasarkan analisis kurva imbal hasil, sejumlah obligasi seperti FR0086, FR0090, FR0059, FR0101, FR0087, FR0073, FR0058, dan FR0068 dinilai menarik untuk para investor.
Sumber: Bisnis.com/Sn