Jakarta|EGINDO.co Budiyanto, seorang pemerhati masalah transportasi dan hukum, menjelaskan bahwa contra flow adalah salah satu bentuk rekayasa lalu lintas yang diterapkan untuk mengatasi kepadatan kendaraan di jalur tertentu. Mekanisme ini dilakukan dengan memanfaatkan sebagian jalur dari arah berlawanan yang lengang, sehingga kapasitas jalan pada arah yang padat dapat ditingkatkan.
Menurut Budiyanto, penerapan contra flow bertujuan untuk memaksimalkan kapasitas jalan secara situasional, khususnya dalam kondisi darurat. Jalur tambahan ini umumnya dibatasi oleh pembatas sederhana untuk mengatur ruang gerak lalu lintas. Namun, kondisi ini memiliki potensi risiko kecelakaan lalu lintas, terutama apabila pengguna jalan tidak disiplin.
Tantangan Penerapan Contra Flow
Budiyanto menyoroti sejumlah tantangan utama dalam pelaksanaan contra flow:
1. Disiplin Pengguna Jalan
Pengguna jalan harus memahami aturan dan mematuhi batasan yang ada. Ketidakdisiplinan, seperti melanggar batas jalur, dapat memicu kecelakaan lalu lintas.
2. Kondisi Kendaraan
Kendaraan yang masuk jalur contra flow harus dalam kondisi prima dan memiliki bahan bakar yang cukup. Hal ini penting karena jalur ini tidak menyediakan fasilitas istirahat atau pengisian bahan bakar. Kendaraan yang mogok atau kehabisan bahan bakar dapat menyebabkan kemacetan dan meningkatkan risiko kecelakaan.
3. Sterilisasi Jalur
Sebelum contra flow diterapkan, jalur harus dipastikan steril dari kendaraan yang datang dari arah berlawanan. Proses ini membutuhkan koordinasi yang baik antara petugas di lapangan menggunakan perangkat komunikasi seperti handy talkie (HT).
4. Sosialisasi dan Informasi
Sosialisasi kepada pengguna jalan menjadi langkah penting. Informasi yang jelas, seperti titik awal dan akhir contra flow, harus disampaikan agar pengendara memiliki waktu dan ruang untuk memutuskan apakah akan menggunakan jalur tersebut atau tetap di jalur biasa.
Langkah Mitigasi Risiko
Budiyanto menegaskan pentingnya mitigasi risiko dalam pelaksanaan contra flow. Jalur yang akan digunakan harus benar-benar steril dan dinyatakan aman sebelum dibuka untuk kendaraan. Koordinasi petugas harus dilakukan secara intensif untuk memastikan tidak ada kendaraan dari arah berlawanan yang memasuki jalur tersebut.
“Bisa kita bayangkan apabila jalur contra flow tidak steril, kemudian kendaraan dari arah berlawanan tiba-tiba muncul, tentu kecelakaan tidak dapat dihindarkan,” ujar Budiyanto.
Kesimpulan
Contra flow adalah solusi strategis untuk mengurai kemacetan, namun keberhasilannya sangat bergantung pada perencanaan matang, disiplin pengguna jalan, serta koordinasi dan komunikasi yang baik di lapangan. Dengan mitigasi risiko yang tepat, mekanisme ini dapat menjadi cara efektif untuk menjaga kelancaran arus lalu lintas di situasi darurat. (Sadarudin)