Washington | EGINDO.co – Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) telah mengeluarkan panggilan pengadilan kepada miliarder India Gautam Adani, yang menghadapi tuduhan penyuapan AS terkait dengan dakwaan federal yang mengejutkan terhadapnya, menurut dokumen pengadilan.
SEC menggugat pimpinan Adani Group dan keponakannya Sagar Adani, dengan tuduhan terlibat dalam suap ratusan juta dolar untuk membantu perusahaan Adani sambil “secara keliru menggembar-gemborkan kepatuhan perusahaan terhadap prinsip dan undang-undang antisuap sehubungan dengan penawaran obligasi senilai US$750 juta”.
Panggilan pengadilan tersebut mengharuskan jawaban dalam waktu 21 hari, menurut dokumen yang diajukan pada Rabu (20 November) di pengadilan federal di Distrik Timur New York. Gugatan SEC tersebut meminta hukuman moneter yang tidak ditentukan dan pembatasan bagi keluarga Adani untuk menjabat sebagai pejabat perusahaan yang terdaftar.
Perwakilan Adani Group tidak segera menanggapi permintaan komentar Reuters pada Minggu.
Kelompok tersebut telah membantah tuduhan pidana tersebut sebagai “tidak berdasar”. Kepala keuangan grup tersebut mengatakan dakwaan tersebut terkait dengan satu kontrak Adani Green Energy yang mencakup sekitar 10 persen dari bisnisnya, dan tidak ada perusahaan lain dalam konglomerat tersebut yang dituduh melakukan kesalahan.
Jaksa federal mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Gautam dan Sagar Adani, dengan tuduhan bahwa mereka berpartisipasi dalam skema senilai US$265 juta untuk menyuap pejabat India agar mendapatkan kesepakatan pasokan listrik.
Pihak berwenang mengatakan Adani dan tujuh terdakwa lainnya, termasuk keponakannya Sagar, setuju untuk menyuap pejabat pemerintah India guna memperoleh kontrak yang diharapkan menghasilkan laba sebesar US$2 miliar selama 20 tahun dan mengembangkan proyek pembangkit listrik tenaga surya terbesar di India.
Krisis tersebut merupakan yang kedua dalam dua tahun yang menimpa konglomerat pelabuhan-ke-listrik yang didirikan oleh Adani, 62 tahun, salah satu orang terkaya di dunia.
Dampaknya langsung terasa, karena miliaran dolar hilang dari nilai pasar perusahaan Adani Group dan presiden Kenya membatalkan proyek bandara besar-besaran dengan grup tersebut.
Sumber : CNA/SL