Inflasi Jepang Oktober Diperkirakan Menurun, Sementara Ekspor Meningkat

Inflasi Jepang  menurun
Inflasi Jepang menurun

Tokyo | EGINDO.co – Inflasi inti konsumen Jepang kemungkinan menurun selama dua bulan berturut-turut pada bulan Oktober karena melambatnya pertumbuhan harga energi, menurut jajak pendapat Reuters pada hari Jumat.

Indeks harga konsumen inti (CPI), yang mencakup produk minyak tetapi tidak termasuk harga makanan segar, diperkirakan naik 2,2 persen pada bulan Oktober dari tahun sebelumnya, dari pertumbuhan 2,4 persen pada bulan September, menurut jajak pendapat yang melibatkan 19 ekonom.

“Dampak dasar dari pemotongan subsidi listrik dan tagihan gas kota oleh pemerintah pada bulan Oktober tahun lalu diperkirakan akan terlihat, dan pertumbuhan harga energi diperkirakan akan melambat,” tulis analis di SMBC Nikko Securities dalam laporan mereka.

Baca Juga :  Aksi Dilakukan Smartfren, Private Placement Rp3,1 Triliun

Kementerian dalam negeri akan merilis data CPI Oktober pada tanggal 22 November pukul 08.30 waktu Jepang (21 November pukul 23.30 GMT).

Jajak pendapat Reuters yang dilakukan pada 3-11 Oktober menunjukkan mayoritas ekonom yang sangat kecil memproyeksikan Bank Jepang tidak akan menaikkan suku bunga lagi tahun ini pada pertemuan Desember, meskipun hampir 90 persen memperkirakan suku bunga akan naik pada akhir Maret. Namun yen telah melemah secara signifikan sejak saat itu, merugikan rumah tangga dengan menaikkan biaya impor.

Jajak pendapat tersebut juga menunjukkan ekspor diperkirakan naik 2,2 persen pada Oktober dari tahun sebelumnya, membalikkan penurunan 1,7 persen pada September.

Impor diyakini turun 0,3 persen dari tahun sebelumnya, yang mengakibatkan defisit 360,4 miliar yen ($2,30 miliar). Impor naik 2,1 persen pada September.

Baca Juga :  Pencabutan SIM, Bagi Para Pelaku Tindak Pidana Lalu Lintas

“Meskipun ekonomi AS masih kokoh, perdagangan global secara keseluruhan dalam keadaan lesu,” kata Takeshi Minami, kepala ekonom di Norinchukin Research Institute.

Pesanan mesin, indikator utama belanja modal yang sangat fluktuatif namun penting untuk enam hingga sembilan bulan mendatang, kemungkinan naik 1,9 persen pada September, menyusul penurunan 1,9 persen pada Agustus, menurut jajak pendapat tersebut.

Kementerian Keuangan akan menerbitkan data perdagangan pada pukul 8:50 pagi tanggal 20 November (2350 GMT tanggal 19 November), sementara Kantor Kabinet akan mengumumkan data pesanan mesin pada pukul 8:50 pagi tanggal 18 November (2350 GMT tanggal 17 November).

Sumber : CNA/SL

Bagikan :
Scroll to Top