Jakarta | EGINDO.com – Menteri Perdagangan Budi Santoso menyampaikan, Kementerian Perdagangan memiliki tiga program prioritas, yaitu pengamanan pasar dalam negeri, perluasan pasar ekspor, dan peningkatan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) BISA (Berani Inovasi, Siap Adaptasi) Ekspor. Ketiganya saling terkait dan membutuhkan kerja sama strategis banyak pihak. Hal tersebut disampaikan Mendag Budi dalam Kuliah Umum Kebijakan Perdagangan Indonesia di Universitas Sebelas Maret (UNS), Solo, Jawa Tengah.
“Penguatan pasar dalam negeri, perluasan pasar ekspor, dan peningkatan UMKM BISA ekspor merupakan tiga program yang menjadi fokus utama Kemendag saat ini. Semuanya bermuara untuk mempertahankan, bahkan melanjutkan tren positif dari neraca perdagangan Indonesia yang telah surplus selama 53 bulan ke belakang,” ujar Mendag Budi dalam siaran pers Kemendag yang dilansir EGINDO.com pada Selasa (5/11/2024).
Ketiga program tersebut memang menempatkan UMKM sebagai fokus tersendiri mengingat UMKM berkontribusi signifikan terhadap postur perekonomian Indonesia, dengan rasio 99 persen dari keseluruhan unit usaha di Indonesia yang berkontribusi pada 60 persen produk domestik bruto (PDB), serta penyerapan tenaga kerja hingga 97 persen. Mendag Budi juga memaparkan beberapa tantangan yang kerap ditemui di lapangan, misalnya produktivitas yang rendah dari UMKM dan minimnya UMKM yang sudah memiliki sisi legalitas. “Penciptaan lapangan pekerjaan melalui UMKM memang penting, tetapi peningkatan produktivitas merupakan kunci keberlanjutan bisnis UMKM,” tandas Mendag Budi.
Kepada peserta kuliah umum, Mendag Budi juga menjelaskan bahwa Kemendag telah menyiapkan sejumlah langkah untuk mengupayakan ketiga target tersebut dapat terwujud. Misalnya terkait target kedua, yaitu melalui upaya menjajaki pasar nontradisional dengan mengoptimalkan peran perwakilan perdagangan. Selain itu dilakukan penyelesaian tiga perundingan perdagangan bilateral dengan Kanada, Eurasia, dan Peru. “Kemendag memastikan segala instrumen regulasi yang dibuat dapat menciptakan perdagangan yang berkeadilan. Semua ditujukan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi dan menyejahterahkan masyarakat,” urai Mendag Budi.
Pada kesempatan yang sama, juga dilakukan penandatanganan nota kesepahaman antara UNS dan Kemendag tentang Implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi dan Merdeka Belajar – Kampus Merdeka. Mendag berharap nota kesepahaman tersebut tidak sekadar berupa dokumen, tetapi membawa banyak manfaat bagi kedua pihak. Ruang lingkup nota kesepahaman meliputi pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat; Merdeka Belajar – Kampus Merdeka; kewirausahaan dan UMKM, serta bidang lain sesuai kesepakatan selanjutnya.
Hadir dalam kuliah umum, Rektor UNS Prof. Dr. Hartono, dr., M.Si beserta Wakil Ketua Majelis Wali Amanat UNS Prof. Dr. Mohammad Furqon Hidayatullah, M.Pd. Kuliah umum diikuti lebih dari 600 peserta yang terdiri dari dosen, mahasiswa, dan masyarakat umum.@
Rel/fd/timEGINDO.com