Jakarta | EGINDO.com – Membayar Pajak masih menjadi momok bagi masyarakat, menilai memberatkan bagi masyarakat. “Saat ini sebagaimana kita ketahui pajak masih menjadi momok bagi masyarakat,” kata Ketua Senat Akademi Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) Universitas Indonesia (UI), Ning Rahayu saat memberikan sambutan dalam peluncuran dan beda buku berjudul Sambung Pemikiran Politik Pajak Sumitro Djojohadikusumo & Politik Hukum Pajak Transformatif Edi Slamet Irianto: Mewujudkan Indonesia Maju dan Sejahtera di Auditorium EDISI 2020, Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) UI, Depok, pada (15/10/2024) kemarin.
Ketua Senat Akademi (FIA) Universitas Indonesia Ning Rahayu mengatakan, pemerintah kedepan memiliki banyak program yang membutuhkan anggaran tidak sedikit. Di sisi lain, APBN porsi terbesarnya berasal dari penerimaan pajak. Untuk itu katanya persoalannya adalah bagaimana meningkatkan pendapatan pajak untuk mencapai tujuan dari program-program pemerintahan Presiden Prabowo kedepan.
Selanjutnya, bagaimana pajak menjadi wacana gotong-royong bagi rakyat Indponesia dalam membangun Indonesia. Menurut Ning Rahayu, pajak yang masih dianggap momok menakutkan bagi wajib pajak itu menjadi pekerjaan rumah. “Bagaimana kita membuat pajak ini menjadi sesuatu menyenangkan. Sesuatu yang membuat rakyat sukarela untuk membayarnya, tanpa harus dipaksa, tanpa harus dikejar-kejar,” katanya.
Atas dasar itu katanya pemerintah harus membuat kebijakan perpajakan komprehensif kedepannya. Artinya, tidak hanya membahas regulasinya tapi kondisi terkini dan juga aparatur perpanjakannya. Kedepannya, diharapkan pemerintah dapat mengumpulkan keuangan negara yang banyak tapi untuk kesejahteraan Negara sehingga mengubah yang selama ini pajak menjadi momok.
Sementara itu peluncuran dan bedah buku berjudul Sambung Pemikiran Politik Pajak Sumitro Djojohadikusumo & Politik Hukum Pajak Transformatif Edi Slamet Irianto: Mewujudkan Indonesia Maju dan Sejahtera yang ditulis Guru Besar Ilmu Kebijakan Pajak Universitas Indonesia (UI) Haula Rosdiana.@
Bs/timEGINDO.com