Transformasi Industri 4.0, Kemenperin Dorong Industri Batik Lebih Efisien

Peluncuran dan diskusi buku Batik Berkelanjutan
Peluncuran dan diskusi buku Batik Berkelanjutan

Jakarta | EGINDO.com – Batik menjadi salah satu komoditas industri tekstil dan pakaian jadi yang menjadi identitas warisan dan kekayaan budaya bangsa. Batik juga digadang-gadang memberikan prospek cerah pada perekonomian nasional. Tak heran, setelah ditetapkan sebagai salah satu warisan budaya tak benda yang diakui dunia oleh UNESCO, batik tidak hanya menjadi produk industri yang perlu dilestarikan dalam hal tradisi dan budaya, tetapi juga perlu didorong untuk selalu adaptif terhadap kondisi pasar dan perkembangan teknologi, terutama di tengah era revolusi industri 4.0.

Masih dalam rangka Peringatan Hari Batik Nasional, Kementerian Perindustrian menerbitkan buku yang berjudul “Batik Berkelanjutan: Rantai Pasok Industri 4.0”, yang disusun oleh tim penulis dari berbagai latar belakang. Buku ini merupakan salah satu komitmen Kemenperin untuk mendukung dan mengembangkan industri batik. “Tim penyusun berharap industri batik dapat bersaing di tengah era digital yang semakin kompetitif dengan pengimplementasian teknologi industri 4.0,” ucap Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka Kemenperin, Reni Yanita dalam siaran pers Kemenperin yang dilansir EGINDO.com pada Minggu (6/10/2024).

Baca Juga :  Kemenperin: Pembangunan Manajemen Energi di Sektor Industri

Reni mengungkapkan, batik merupakan industri padat karya yang mampu menyerap hingga 200 ribu tenaga kerja. Proses produksi batik juga membutuhkan tahapan yang panjang, kompleks dan waktu yang cukup lama. Oleh sebab itu, lanjut Reni, Ditjen IKMA Kemenperin mendorong agar industri batik perlahan dapat bertransformasi dengan digitalisasi secara perlahan dan berkala sehingga tercipta efisiensi produksi. “Kemenperin mendorong industri batik untuk bisa menerapkan ERP (Enterprises Resources Planning) yang mengintegrasikan proses bisnis perusahaan, baik dari sisi produksi, pemasaran, pembukuan berbasis sistem akuntansi, sumber daya manusia, pembelian, logistik, dan berbagai proses bisnis lainnya,” ucap Reni.

Direktur Industri Aneka dan Industri Kecil dan Menengah Kimia, Sandang, dan Kerajinan Alexandra Arri Cahyani mengungkapkan, kajian dalam buku ini mencakup telaah tentang batik dan proses pembatikan, yaitu terkait sejarah, filosofi, dan rantai pasok industri batik. Selain itu, buku ini berisi penjelasan mengenai rantai pasok batik dari hulu ke hilir. Buku ini juga membedah contoh IKM batik yang berhasil mengimplementasikan proses bisnis ERP dengan baik sehingga bertransformasi menjadi perusahaan yang lebih berdaya saing.@

Baca Juga :  Pilkada Seretak November 2024 Diikuti 1553 Paslon dari Seluruh Indonesia

Rel/fd/timEGINDO.com

Bagikan :
Scroll to Top