Jakarta|EGINDO.co Ariston Tjendra, seorang analis pasar uang, memproyeksikan bahwa rupiah masih akan berada dalam fase konsolidasi terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pada penutupan perdagangan Senin (30/9/2024), rupiah mengalami penurunan sebesar 0,10 persen atau 15 poin, sehingga berada di posisi Rp15.140 per dolar AS. Diperkirakan, pergerakan nilai tukar rupiah hari ini akan berada di kisaran Rp15.080 hingga Rp15.200 per dolar AS.
Menurut Ariston, pasar masih menanti kejelasan terkait kebijakan moneter AS di masa mendatang. Namun, kemungkinan adanya penurunan suku bunga lebih lanjut masih cukup tinggi. Hal ini ditegaskan oleh Gubernur Bank Sentral AS yang menyatakan bahwa inflasi di negara tersebut mulai menunjukkan penurunan, sementara kondisi ekonomi AS tetap solid.
Ariston menambahkan bahwa sinyal yang lebih jelas dari The Federal Reserve dapat mendorong rupiah keluar dari fase konsolidasi ini. Jika ada petunjuk yang lebih konkret mengenai penurunan suku bunga selanjutnya, rupiah berpotensi menguat.
Selain itu, Ariston menyebutkan bahwa data inflasi Indonesia yang akan segera dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) juga dapat memberikan sentimen positif bagi rupiah. “Inflasi di Indonesia tetap terkendali dan berada dalam target Bank Indonesia,” ujar Ariston. Pada Agustus 2024, inflasi tahunan Indonesia tercatat sebesar 2,13 persen, sementara secara bulanan mengalami deflasi sebesar 0,18 persen.
Sumber: rri.co.id/Sn