Budiyanto: Kereta Gantung Inovatif, Solusi Harus Menyeluruh

Pemerhati masalah transportasi dan hukum AKBP (P) Budiyanto,SH.SSOS.MH
Pemerhati masalah transportasi dan hukum AKBP (P) Budiyanto,SH.SSOS.MH

Jakarta|EGINDO.co Pengamat transportasi dan hukum, Budiyanto, menyampaikan apresiasinya terhadap rencana Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno yang berencana membangun kereta gantung (cable car) sebagai inovasi yang layak diapresiasi. Menurutnya, pembangunan kereta gantung memiliki keuntungan karena tidak memerlukan banyak pembebasan lahan, hanya sebatas pada wilayah yang terdampak tiang pancang. Namun, ia menilai solusi tersebut masih bersifat parsial dan hanya bisa diimplementasikan dalam waktu relatif singkat.

Lebih lanjut, Budiyanto menjelaskan bahwa pembangunan jalan tol atau pengoptimalan jalur Puncak 2 memerlukan waktu dan biaya yang besar, terutama untuk pembebasan lahan yang membutuhkan proses panjang. Oleh karena itu, ia mendorong adanya perencanaan yang lebih menyeluruh dan komprehensif, termasuk penataan ulang destinasi wisata, bangunan utama, serta fasilitas pendukung guna meminimalisir dampak terhadap kemacetan.

Baca Juga :  Menko Airlangga Ingatkan Bunga Pinjaman KUR Hanya 3 Persen

Budiyanto juga menegaskan bahwa peningkatan kapasitas jalan menjadi kebutuhan yang tak terelakkan untuk menyeimbangkan pertumbuhan jumlah penduduk dan kendaraan. Ia mengamati bahwa laju pertumbuhan kendaraan yang tak terkendali tidak sebanding dengan peningkatan panjang jalan, sehingga kemacetan pun tidak dapat dihindari, khususnya di kota-kota besar dan jalur menuju destinasi wisata seperti Puncak.

Mengenai penerapan kebijakan ganjil-genap, Budiyanto menyatakan bahwa kebijakan ini tidak akan efektif dalam jangka panjang, karena jumlah kendaraan akan terus bertambah seiring waktu. Sementara itu, penerapan sistem satu arah (SSA) dianggap cukup efektif, tetapi tetap mengorbankan arus berlawanan yang bisa menyebabkan ketidakseimbangan lalu lintas. Sistem buka-tutup yang terlalu lama juga dapat menyebabkan anomali pergerakan arus kendaraan dari arah berlawanan.

Baca Juga :  BI-Korea Sepakati Kerjasama Penggunaan Mata Uang Lokal

Menurut Budiyanto, perlu adanya jalan alternatif dan pengaturan arus kendaraan berlawanan saat sistem satu arah diberlakukan. Selain itu, masyarakat juga perlu mendapatkan edukasi mengenai disiplin berlalu lintas agar bisa turut serta mengurangi dampak kemacetan.

Ia menekankan bahwa pihak terkait yang bertanggung jawab di bidang lalu lintas dan angkutan jalan harus mempersiapkan rekayasa lalu lintas yang tepat, terutama saat akhir pekan panjang. Pemanfaatan penuh dari Pusat Pengendalian Lalu Lintas (RTMC) dan Pusat Manajemen Lalu Lintas (TMC) dinilai penting untuk memantau kondisi lalu lintas secara real-time dan memberikan solusi cepat dan tepat. Personel yang bertugas juga harus diberdayakan secara maksimal untuk membantu mengurangi kemacetan.

Baca Juga :  Terlama Terpapar Covid-19, Hampir Setahun

Budiyanto menegaskan kembali bahwa penyelesaian masalah ini harus dilakukan secara menyeluruh, mulai dari jangka pendek, menengah, hingga jangka panjang. (Sn)

 

Bagikan :
Scroll to Top