Jakarta | EGINDO.co – Orangutan Kalimantan, tinggi di kanopi hutan Kalimantan, orangutan Kalimantan berayun dari satu cabang ke cabang lainnya. Namun karena penggundulan hutan mengancam habitat mereka, makhluk cerdas ini menghadapi masa depan yang tidak pasti. Bagi Asia Pulp and Paper (APP) Group, kelangsungan hidup mereka merupakan tanggungjawab yang tidak dapat diabaikan.
Untuk itu APP Group bekerja sama dengan pemasok lokal dan BKSDA Kalimantan Timur dan Barat, APP telah melaksanakan program konservasi orangutan terpadu. Hal ini mencakup segala hal mulai dari survei cepat orangutan menggunakan drone dan kamera jebakan hingga pelatihan masyarakat lokal dalam perlindungan habitat. Upaya ini merupakan bagian dari inisiatif yang lebih luas untuk memulihkan hutan yang terdegradasi, memastikan rumah orangutan tetap subur dan hidup.
EGINDO.com melansir dari laman resmi APP menyebutkan upaya untuk itu tidak berhenti pada restorasi hutan. Kemitraan APP dengan Belantara Foundation telah mengedepankan pendidikan konservasi, khususnya di kalangan generasi muda. Program “Muda Mudi Konservasi” telah menjangkau ribuan orang, memicu semangat untuk konservasi satwa liar yang akan mendorong upaya masa depan untuk melindungi spesies paling terancam punah di Indonesia.
Disamping Orangutan Kalimantan, juga hal yang sama dengan Gajah Sumatera yang merupakan simbol kebijaksanaan dan kekuatan. Namun, hal ini semakin bertentangan dengan meningkatnya populasi manusia. Konflik manusia-gajah merupakan tantangan yang terus-menerus terjadi, namun APP Group telah bangkit untuk mengatasinya dengan solusi inovatif.
Untuk itu kawasan Air Sugihan di Sumatera Selatan telah menjadi titik fokus upaya konservasi APP Group. Pada bulan Maret 2023, perusahaan menyerahkan kalung GPS kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan, yang memungkinkan pelacakan kawanan gajah secara real-time.
Teknologi tersebut membawa perubahan besar, memungkinkan peringatan dini untuk memandu gajah menjauh dari pemukiman manusia menuju kawasan yang lebih aman dan terlindungi. Kolaborasi APP tidak hanya mencakup bidang teknologi saja, tetapi juga patroli bersama dengan BKSDA dan aktivis lingkungan setempat yang menjangkau jarak jauh, sehingga menciptakan jaringan perlindungan. Selain itu, pembangunan sumber mineral buatan dan tempat menjilat garam di koridor-koridor utama telah menyediakan nutrisi penting, menjaga gajah tetap berada di zona aman.
Sebuah menara pengawas yang baru dibangun berdiri tegak, memungkinkan pemantauan pergerakan gajah dan, yang terpenting, pencegahan konflik manusia-satwa liar. Melalui upaya ini, APP tidak hanya melindungi gajah namun juga memupuk hidup berdampingan secara harmonis antara manusia dan alam. Untuk itu telah menjadi pengingat bahwa upaya konservasi tidak pernah selesai. Perjalanan inovasi dan kolaborasi yang tiada henti.@
Bs/fd/timEGINDO.co