The Fed Pangkas Suku Bunga, Rupiah Berisiko Melemah

Seorang pegawai tempat penukaran valas menunjukkan lembaran uang rupiah di antara uang dolar AS.
Seorang pegawai tempat penukaran valas menunjukkan lembaran uang rupiah di antara uang dolar AS.

Jakarta|EGINDO.co Nilai tukar rupiah berpotensi melemah setelah penguatan indeks dolar AS yang terjadi pada perdagangan pagi ini, Kamis (19/9/2024). Penguatan indeks dolar ini terjadi pasca bank sentral Amerika Serikat (The Fed) menurunkan suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin. Indeks dolar saat ini berada di kisaran 101,40, naik dari posisi sebelumnya di sekitar 100,90.

Menurut analis pasar uang, Ariston Tjendra, penguatan dolar AS dipicu oleh pernyataan Gubernur The Fed, Jerome Powell, yang menyatakan bahwa penurunan suku bunga lebih lanjut tidak akan segera dilakukan. Hal ini mengindikasikan bahwa penurunan suku bunga selanjutnya hanya sebesar 25 basis poin, yang diperkirakan terjadi pada akhir tahun.

Baca Juga :  PM Albanese, PM Kishida Bertemu Bahas Pertahanan Dan Energi

“Walaupun penurunan ini memberikan angin positif bagi aset berisiko karena suku bunga yang rendah akan mendukung pertumbuhan ekonomi, namun rupiah tetap berisiko melemah,” kata Ariston dalam analisanya.

Rupiah sendiri stagnan di level Rp15.335 per dolar AS pada penutupan perdagangan Rabu kemarin, meskipun Bank Indonesia (BI) telah lebih dulu menurunkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin sebelum pengumuman dari The Fed.

Ariston memperkirakan bahwa pelemahan rupiah hari ini bisa mencapai level Rp15.450 per dolar AS, sementara potensi titik support berada di sekitar Rp15.350 per dolar AS. Ia juga menambahkan bahwa BI kemungkinan masih memiliki ruang untuk kembali menurunkan suku bunga, namun akan mempertimbangkan stabilitas rupiah terhadap dolar AS.

Baca Juga :  Kapolri: Covid-19 Varian Omicron Semakin Mengkhawatirkan

Sumber: rri.co.id/Sn

Bagikan :
Scroll to Top