Jakarta|EGINDO.co Nilai tukar rupiah diperkirakan akan mengalami penguatan akibat faktor eksternal, yaitu kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat, The Fed. Analis pasar uang, Ariston Tjendra, menyampaikan hal ini pada Senin (12/8/2024).
Menurut Ariston, ekspektasi pasar terhadap potensi pemangkasan suku bunga acuan AS pada bulan September 2024 mencapai 100 persen. “Hal ini membuka peluang bagi penguatan rupiah pada pekan ini,” jelasnya.
Namun, ada faktor penting lain yang dapat mempengaruhi prediksi tersebut, yakni laporan mengenai tingkat inflasi Amerika Serikat (AS) yang akan dirilis pada Rabu (14/8/2024) WIB.
“Pelaku pasar kemungkinan akan bereaksi signifikan jika inflasi AS meningkat lagi,” ujar Ariston. Oleh karena itu, kewaspadaan pasar terhadap data inflasi dapat menahan penguatan rupiah.
Ariston memproyeksikan bahwa rupiah berpotensi menguat ke rentang Rp15.900-15.880 per dolar AS, dengan level resisten di sekitar Rp15.600.
Pada pembukaan perdagangan hari ini, rupiah mengalami penurunan sebesar 25 poin (0,16%) ke posisi Rp15.950 per dolar AS.
Sumber: rri.co.id/Sn