Minim Katalis, IHSG Diprediksi Bergerak Stagnan Hari Ini

Papan informasi saham dan IHSG di Main Hall Bursa Efek Indonesia
Papan informasi saham dan IHSG di Main Hall Bursa Efek Indonesia

Jakarta|EGINDO.co Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan bergerak stagnan pada perdagangan hari ini, setelah mengalami pelemahan sebesar 0,36 persen atau 26 poin pada akhir pekan lalu, sehingga ditutup pada level 7.294.

Meski melemah, IHSG mencatatkan aksi beli bersih oleh investor asing sebesar Rp54 miliar, dengan saham-saham yang paling banyak dibeli antara lain BBRI, BBCA, ADRO, KLBF, dan ISAT.

Kepala Riset Retail BNI Sekuritas, Fanny Suherman, menyatakan bahwa IHSG berpotensi bergerak sideways atau cenderung mengalami koreksi karena minimnya katalis.

“Level support IHSG berada pada rentang 7230-7260, sedangkan level resistensi berada pada 7330-7370,” ujar Fanny pada Senin (22/7/2024).

Minimnya katalis terlihat dari pergerakan indeks global yang pada akhir pekan juga mengalami pelemahan. Bursa saham Wall Street di Amerika Serikat tertekan akibat aksi jual saham teknologi.

Baca Juga :  Hari Ini, Jokowi Akan Putuskan Calon Gubernur BI

Dow Jones anjlok lebih dari 370 poin, sementara S&P 500 mencatatkan minggu terburuk sejak April 2024. Kedua indeks ini tertekan oleh aksi jual saham berkapitalisasi besar (mega cap) teknologi.

Penurunan juga dialami oleh Nasdaq Composite yang terkoreksi sebesar 0,81 persen. Meski terjadi gangguan siber pada akhir pekan lalu, Bursa Efek New York dan Nasdaq tidak terdampak signifikan oleh insiden tersebut.

Bursa saham di kawasan Asia-Pasifik turut tergelincir ke zona merah akibat pelemahan bursa saham Amerika Serikat. Indeks Nikkei 225 Jepang turun 0,16 persen setelah rilis laporan inflasi, sementara Topix melemah 0,28 persen.

Di Korea Selatan, indeks Kospi turun 1,02 persen, namun indeks Kosdaq yang berkapitalisasi kecil naik 0,76 persen.

Baca Juga :  Hari Ini, Harga Emas Antam Turun ke Rp1.361.000 per Gram

Sementara itu, indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,81 persen dan indeks Hang Seng Hong Kong melemah signifikan sebesar 2,03 persen.

Inflasi inti di Jepang meningkat 2,6 persen secara tahunan pada bulan Juni, sehingga meningkatkan ekspektasi bahwa Bank Sentral Jepang (BoJ) akan segera menaikkan suku bunga tetap.

“BoJ akan mengkaji data inflasi ini pada pertemuan kebijakan moneter akhir Juli dan akan merilis perkiraan triwulanan baru sebelum memutuskan langkah selanjutnya,” pungkas Fanny.

Sumber: rri.co.id/Sn

Bagikan :
Scroll to Top