Konawe|EGINDO.co Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berupaya mempercepat pembangunan Bendungan Ameroro di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. Hal itu disampaikan Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, di Jakarta, Selasa (24/10/2023).
“Pembangunan bendungan itu juga termasuk jaringan irigasinya,” ujarnya. Sehingga, lanjut Menteri, bendungan yang dibangun dengan biaya besar itu dapat memberikan manfaat nyata untuk mengairi sawah-sawah milik petani.
Basuki mengatakan Kabupaten Konawe sebagai daerah industri penyangga Kota Kendari diperkirakan akan terus berkembang. Karena itu, wilayah tersebut membutuhkan air baku yang bersumber dari bendungan.
Menteri menambahkan pembangunan bendungan bertujuan untuk meningkatkan volume tampungan air agar suplai air irigasi terus terjaga. Selain itu juga befungsi untuk penyediaan air baku dan pengendalian banjir.
Terkait isu longsornya Bendungan Ameroro, Basuki menegaskan perkembangan pembangunannya masih sesuai target dan segera dilakukan pengisian (impounding). “Bukan bendungannya yang roboh, tetapi itu bekas galian struktur sebelumnya,” ujarnya.
Menteri menargetkan pengisian Bendungan Ameroro berlangsung pada akhir November 2023. “Sehingga bisa diresmikan pada Desember 2023,” ucapnya.
Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi IV Kendari, Agus Safari, mengkonfirmasi isu longsornya Bendungan Ameroro adalah kesalahan informasi. “Itu galian dinding kiri struktur spillway,” ujarnya.
Menurut Agus, timbunan tanah yang dianggap longsor tersebut digunakan sebagai metode kerja untuk jalan akses alat berat. “Tujuannya untuk melindungi permukaan beton yang ada serta sebagai dudukan alat berat,” katanya.
Bendungan Ameroro memiliki kapasitas tampungan sebesar 98,81 juta meter kubik. Selain dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik berkapasitas 1,3 megawatt, bendungan ini menjadi salah satu potensi pariwisata di Kabupaten Konawe.
Sumber: rri.co.id/Sn