Beijing | EGINDO.co – China Evergrande mengatakan pada hari Jumat (22 September) bahwa pihaknya tidak akan mengadakan pertemuan skema yang dijadwalkan pada tanggal 25 September dan 26 September karena pengembang properti tersebut menganggap perlu untuk menilai kembali ketentuan usulan restrukturisasi.
Evergrande pada 22 Maret mengumumkan rencana restrukturisasi utang luar negeri senilai US$22,7 miliar. Namun sejak itu, penjualan grup tersebut tidak seperti yang diharapkan oleh perusahaan, katanya.
Berdasarkan situasi terkini perseroan dan konsultasi dengan para penasihat dan kreditur, perseroan memandang perlu menilai kembali syarat-syarat usulan restrukturisasi untuk memenuhi situasi obyektif perseroan dan permintaan para kreditur, katanya dalam pengajuan.
Evergrande memerlukan persetujuan dari lebih dari 75 persen pemegang masing-masing kelas utang untuk menyetujui rencana tersebut, yang menawarkan kreditor serangkaian opsi untuk menukar utang dengan obligasi baru dan instrumen terkait ekuitas yang didukung oleh sahamnya dan saham Hong Kong-nya. unit yang terdaftar.
Dengan total kewajiban lebih dari US$300 miliar, termasuk utang luar negeri, Evergrande telah menjadi pusat krisis utang properti, di mana banyak pengembang Tiongkok mengalami gagal bayar selama setahun terakhir, sehingga memaksa banyak pengembang untuk mengikuti pembicaraan restrukturisasi utang.
Secara terpisah, pada hari Minggu, polisi di Tiongkok selatan menahan beberapa staf di unit pengelolaan kekayaan Evergrande, menyarankan penyelidikan baru yang dapat menambah kesengsaraan raksasa properti tersebut.
Sumber : CNA/SL