Jakarta | EGINDO.co – Asia Pulp & Paper (APP) menaungi sejumlah pabrik pulp dan kertas di Indonesia, yang meski masing-masing dikelola secara independen, namun dipersatukan oleh kesamaan nilai dan histori: anggota keluarga besar Sinar Mas.
APP memproduksi pulp, kertas beserta produk turunannya menggunakan sejumlah merek guna memenuhi kebutuhan dari berbagai penjuru dunia. Bermula dari PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia di Mojokerto, Jawa Timur, pada tahun 1972, APP berkembang menjadi industri berkapasitas produksi hingga 12 juta ton per tahun menjangkau 120 negara dengan mengandalkan 70 ribu orang karyawan.
Dalam aktivitasnya, nilai tradisi seperti kedekatan dan hubungan jangka panjang dengan pengguna, termasuk pula masyarakat berikut lingkungan sekitar, disandingkan APP dengan nilai moderen, berupa efisiensi dan inovasi tanpa henti.
Bagaimana proses pembuatan Pulp dan Kertas? Produk kertas yang digunakan sehari-hari, berawal dari benih kecil yang tumbuh menjadi pohon. Proses penanaman benih di perkebunan APP Sinarmas mengacu pada sistem Sustainable Forest Management dengan didukung oleh teknologi mutakhir yang terus diperbaharui dari waktu ke waktu dan dipantau oleh tim Research & Development (R&D).
“Tim R&D merupakan salah satu komponen esensial sebagai wujud komitmen kami terhadap pengelolaan manajemen perkebunan yang berkelanjutan (sustainable). Berbagai aktivitas tim R&D selaras dengan misi kami yaitu, menghasilkan benih dan tanaman terbaik yang memiliki daya saing dan produktivitas tinggi. Strategi ini juga mencakup riset berkelanjutan untuk mencari solusi terbaik dalam manajemen perkebunan. Tim R&D kami juga memiliki program “Tree Improvement” yang berfokus pada studi tanaman dan karakter bubur kertas (pulp). Tujuan program itu mengidentifikasi budidaya dan produksi benih varietas unggul melalui penerapan teknologi terkini,” tulis dalam laman resmi APP Sinarmas yang dikutip EGINDO.co
Semua benih yang tumbuh menjadi pohon dan siap dipanen berada di area “Hutan Tanaman Industri”. Prosesnya kurang lebih membutuhkan waktu 5 tahun hingga siap untuk dipanen.
Di sektor industri kertas Indonesia, pohon Akasia (Acacia Carsivica) adalah jenis pohon yang paling umum digunakan. Keunggulannya yaitu dari segi seratnya. Jenis pohon ini sangat ideal untuk memproduksi kertas tulis, kemasan, kardus dan sejenisnya.
Pohon itu juga memiliki siklus panen yang cepat, yaitu sekitar 5 tahun. Didukung oleh iklim tropis Indonesia, pohon Akasia dapat tumbuh subur dan turut berperan pada perbaikan struktur tanah, pencegahan banjir dan erosi, terutama di area perbukitan dan pegunungan hingga dataran rendah.
Pada tahap pengolahan, kulit pohon akan dipisahkan dari batang kayu dengan mesin pencacah. Dengan putaran pisau, kayu dipotong menjadi bagian kecil, sedangkan kulit pohon digunakan sebagai bahan bakar biomassa. Kepingan kecil kayu tersebut lalu akan dimasak dengan tekanan tinggi bersama air dan bahan kimia dalam wadah digester untuk menghasilkan bubur kertas (pulp). Tergantung kebutuhannya, pulp bisa dikeringkan, dikemas atau diolah menjadi kertas atau produk lainnya.
Untuk membuat kertas, pulp akan ditampung di atas wadah lebar (screen). Air pada pulp disaring dan didaur ulang, sedangkan hasil mentah lembaran kertas (web) ditekan dengan menggunakan 2 gulungan besar. Hal Ini bertujuan untuk memastikan tidak ada sisa air di dalamnya, sekaligus agar hasil akhir kertas menjadi halus dan tebalnya merata. Lalu kertas akan dipotong dengan menggunakan pisau khusus hingga menjadi ukuran roll yang lebih kecil dan praktis menyesuaikan kebutuhan.
“Kepuasan pelanggan adalah komitmen tertinggi kami. Kami percaya tradisi dan modernitas saling bersinergi dalam bisnis. Kami juga sangat mengutamakan relasi jangka panjang sebagai bagian dari nilai-nilai luhur tradisi Timur tanpa mengesampingkan pentingnya inovasi modern demi efisiensi bisnis,” tulis dalam laman APP Sinarmas menyakinkan calon konsumen.@
App/timEGINDO.co