Medan | EGINDO.co – Museum Perkebunan pertama di Indonesia ternyata ada di kota Medan Provinsi Sumatera Utara (Sumut), tepatnya berada di Jalan Brigjen Katamso nomor 53 Medan, Sumatera Utara yang diresmikan pada 10 Desember 2016 lalu.
Tidak sulit mencarinya, berada di tepi jalan Brigjen Katamso dengan terlihat sebuah pesawat dan lokomotif dengan rumah berarsitektur jaman kolonial Belanda, itulah Museum Perkebunan yang dikelola oleh Yayasan Museum Perkebunan Indonesia di gedung milik Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan.
Namanya Museum Perkebunan bercerita tentang komoditas perkebunan, mulai dari sejarah perkebunan Indonesia dan tentang Kelapa Sawit, Kopi, Teh, Tembakau, Karet, Kakao, Tebu dan teh.
Pada lantai museum, ada petunjuk arah bagi pengunjung yang mengunjungi Museum Perkebunan dengan dinding Museum banyak terdapat berbagai infografis yang menjelaskan tentang Perkebunan di Indonesia.
Ada ruang Kelapa Sawit yang merupakan komoditas perkebunan utama di Sumatera Utara lengkap dengan informasi tentang Kelapa Sawit dan juga tentang teknologi pertanian dalam pengolah kelapa sawit menjadi banyak komoditi mulai dari minyak goreng, kosmetik, bahan makanan dan lainnya.
Museum Perkebunan pertama di Indonesia ada di kota Medan sangat tepat sebab keberadaan perkebunan di Sumatera Utara sudah melegenda. Faktanya Perkebunan pertama ada di Sumatera Utara maka wajar Museum Perkebunan Indonesia pertama ada di kota Medan.
Berdasarkan catatan EGINDO.co koleksi yang menonjol di Museum Perkebunan itu ada pesawat Terbang Penyiraman Tembakau (Agricultural Airoraft) model Piper Pawnee PA-25 yang didatangkan dari Lock Haven, Pennsylvania, USA pada tahun 1958. Pesawat itu digunakan untuk penyiraman pestisida pada tanaman tembakau Deli yang mana pesawat itu sudah beroperasi selama 49 Tahun.
Kemudian ada Lokomotif Merek Durco & Brauns yang dibuat tahun 1940 dari Belanda dimana Kepala Kereta Api itu memiliki kapasitas 80 PK yang terakhir dioperasikan pada Mei 1996 oleh PTPN IV.
Lalu ada Montik atau Kepala Kereta buatan Schoma dari Jerman yang memiliki panjang 370 cm dengan Tinggi 250 cm dan lebar 140 cm. kemudian Lorinya dipergunakan untuk mengangkut buah sawit hingga kapasitas 50 ton yang pada tahun 1982 hingga tahun 2015 dipergunakan oleh PT Socfin Indonesia untuk mengangkat buah sawit di perkebunan Aek Loba.
Museum Perkebunan itu mampu memberikan informasi tentang bagaimana perkembangan perkebunan di Indonesia dari masa lampau hingga kini, sebab sejarah perkebunan akan terdokumentasi dengan baik sehingga dapat mengedukasi masyarakat tentang perkebunan yang ada di Indonesia khususnya Sumatera Utara.@
Fd/timEGINDO.co