Washington | EGINDO.co – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken pekan depan akan mengunjungi anggota baru NATO, Finlandia, di mana ia akan menyampaikan pidato yang memperjuangkan pertahanan Ukraina terhadap Rusia, demikian disampaikan Departemen Luar Negeri AS, Jumat (26 Mei).
Blinken akan melakukan perjalanan pada tanggal 1 hingga 2 Juni ke Helsinki setelah pertemuan para menteri luar negeri aliansi Barat di Oslo. Dia akan mengunjungi Swedia, yang juga ingin bergabung dengan NATO, dan akan bertemu dengan perdana menteri ketiga negara tersebut.
Di Helsinki, Blinken akan menyampaikan pidato “untuk menyoroti semua cara di mana agresi Rusia terhadap Ukraina telah menjadi kegagalan strategis,” ujar juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller.
Blinken akan menguraikan “upaya-upaya kami yang terus berlanjut untuk mendukung Ukraina mempertahankan wilayah, kedaulatan, dan demokrasinya dalam mengejar perdamaian yang adil dan tahan lama”, katanya.
Finlandia dan Swedia, yang telah lama mempertahankan sikap netralitas resmi untuk menghindari konflik dengan Moskow, keduanya mencari keanggotaan di NATO setelah invasi Rusia ke Ukraina pada bulan Februari 2022, yang tidak berhasil bergabung dengan aliansi tersebut.
Finlandia secara resmi bergabung dengan NATO, yang anggotanya berkomitmen untuk pertahanan bersama, pada bulan April. Turki dan Hungaria belum memberikan restu bagi Swedia untuk bergabung dengan NATO, yang keputusan aksesinya membutuhkan suara bulat.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah menekan Stockholm atas kehadiran anggota Partai Pekerja Kurdistan (PKK) di Swedia, yang dianggap sebagai teroris oleh Ankara.
Para diplomat Barat telah menyuarakan harapan bahwa Turki akan mencabut keberatannya setelah pemilihan presiden putaran kedua pada hari Minggu.
Kunjungan Blinken di Swedia akan dilakukan di kota Lulea, Swedia utara, di mana ia akan mengambil bagian dalam pembicaraan Dewan Perdagangan dan Teknologi AS-Uni Eropa, yang di antara isu-isu lainnya berusaha untuk menetapkan standar bersama dalam menghadapi kemajuan China.
Sumber : CNA/SL