Phnom Penh | EGINDO.co – Di tengah-tengah saat berbicara kepada wartawan, kapten polo air putra Singapura, Lee Kai Yang, membutuhkan waktu sejenak untuk menenangkan diri.
Bagi para pengamat awam, ini mungkin hanyalah pertandingan round-robin biasa di Pesta Olahraga Asia Tenggara ke-32. Namun, pertandingan ini memiliki arti lebih.
“Kami sangat senang bisa menang, pasti banyak emosi, kerja keras selama empat tahun. Ini berarti segalanya,” kata Lee, setelah memimpin tim meraih kemenangan 12-5 atas Indonesia pada Minggu (14/5).
Dengan kemenangan ini, Lee dan rekan-rekan satu timnya selangkah lebih dekat untuk merebut kembali mahkota Asian Games.
Terakhir kali cabang olahraga ini dipertandingkan di SEA Games, Singapura meraih perunggu setelah meraih dua kemenangan, satu hasil imbang dan satu kekalahan 7-5 dari Indonesia.
Sebelum kekalahan tersebut, tim ini merupakan juara SEA Games 27 kali berturut-turut.
Polo air dihilangkan dari edisi terakhir SEA Games di Hanoi.
“Saya dapat mengingat setiap permainan dari pertandingan itu, kami memiliki setiap kesempatan untuk memenangkannya, kata Lee.
“Ini benar-benar hanya soal eksekusi, saling melindungi satu sama lain dan melakukan yang terbaik. Jika kami melakukan yang terbaik, dan hasilnya tidak berpihak pada kami, kami juga harus menerimanya. Itulah olahraga.”
Namun, tidak akan ada pengulangan tahun 2019 pada hari Minggu, saat Singapura menampilkan performa yang luar biasa di National Olympic Stadium Swimming Centre di Phnom Penh, Kamboja.
Meskipun Indonesia sempat unggul 3-2 pada periode pertama, Singapura tetap tenang, dan dua gol cepat pada periode kedua memberi mereka keunggulan tipis.
Didukung oleh sejumlah penyelamatan Lee, momentum berpihak pada Singapura, dan mereka memperlebar keunggulan menjadi 8-4 di kuarter ketiga.
Disemangati oleh para pendukung yang sebagian besar terdiri dari para relawan Tim Nila, Singapura menutup pertandingan dengan cara yang luar biasa.
Ada makna tambahan bagi Lee, dengan kemenangan yang diraih pada Hari Ibu.
“Hanya dalam 13 (anggota skuat) saja, kami memiliki empat ayah. Dan setiap dari kami mendapat dukungan dari orang tua,” katanya. “Ada banyak pengorbanan yang telah dilakukan.”
Ini merupakan kemenangan ketiga Singapura di turnamen ini, setelah mengalahkan Thailand 12-7 dan melibas Malaysia 14-1.
Saat ini memuncaki grup, mereka selanjutnya akan menghadapi Filipina, sebelum menghadapi tuan rumah Kamboja.
Dan meskipun ada alasan untuk merayakannya, emas belum diamankan, tegas Lee.
“Pada akhirnya, (turnamen) ini adalah format round robin – pekerjaan belum selesai,” katanya.
Sumber : CNA/SL