Menteri Keuangan ASEAN Bertemu Dalam Mengatasi Risiko Global

Pertemuan Menteri Keuangan ASEAN di Nusa Dua - Bali
Pertemuan Menteri Keuangan ASEAN di Nusa Dua - Bali

Nusa Dua | EGINDO.co – Para gubernur bank sentral dan menteri keuangan Asia Tenggara akan menyelesaikan pembicaraan pada hari Jumat, setelah bertemu di Bali minggu ini untuk berdiskusi mengenai bagaimana kawasan ini dapat tetap tangguh dalam menghadapi lonjakan risiko global.

Pertemuan para pemimpin keuangan dari Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) ini berlangsung di tengah gejolak perbankan global baru-baru ini setelah runtuhnya Silicon Valley Bank dan pengambilalihan Credit Suisse.

“Masalah kita (ASEAN) sama, inflasi tinggi, gejolak pasar keuangan, arus modal keluar… sekarang kita juga melihat dampak gejolak perbankan di Amerika Serikat dan Eropa terhadap kawasan ini,” ujar Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo, kepada para wartawan pada hari Kamis.

Pertemuan para deputi keuangan awal minggu ini mengajukan sebuah proposal agar negara-negara di kawasan ini meningkatkan penggunaan mata uang lokal untuk perdagangan atau investasi untuk mengurangi ketergantungan pada mata uang seperti dollar AS.

“Hal ini dirasa menguntungkan bagi perekonomian agar lebih tahan banting, karena kita tidak terlalu terpapar pada mata uang yang kuat,” ujar Dody, mengacu pada mata uang yang dianggap sebagai safe haven seperti dollar dan euro.

Dody juga mengatakan bahwa para deputi keuangan membahas tentang menghubungkan sistem pembayaran di kawasan ini, meskipun infrastruktur di beberapa negara ASEAN belum sepenuhnya berkembang. Mereka juga membahas mata uang kripto dan mata uang digital bank sentral, katanya.

Dalam sebuah pertemuan di sela-sela acara, gubernur bank sentral Indonesia dan Filipina mengatakan bahwa sistem perbankan mereka tahan banting dan bahwa peraturan yang lebih ketat telah disiapkan untuk mencegah terulangnya krisis keuangan Asia pada akhir 1990-an.

“… orang-orang yang menjalankan bank-bank (sekarang) mungkin adalah wakil presiden atau direktur utama pada tahun 1997. Mereka tahu ingatan tentang krisis keuangan Asia,” ujar Gubernur Bank Sentral Filipina Felipe Medalla dalam seminar tentang ketahanan ekonomi.
Sumber : CNA/SL

Scroll to Top