Sinarmas Bekerjasama Indocement Buat Proyek Sampah Rp250 M

Waste4Change, proyek pengelolaan sampah Rp 250 miliar
Waste4Change, proyek pengelolaan sampah Rp 250 miliar

Jakarta | EGINDO.co – Startup Waste4Change bekerja sama dengan anak usaha Sinarmas, Indocement dan empat perusahaan lainnya untuk mengerjakan proyek pengelolaan sampah Rp250 miliar. Perusahaan yang menandatangani perjanjian kerja sama atau MoU diantaranya: Samudera Indonesia PT Alam Bersih Indonesia PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. anak usaha Sinarmas, Sinar Mas Land Basra Corporation rePurpose Global.

Dana Rp250 miliar akan digunakan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pengelolaan sampah di berbagai area. “Harapan saya, Waste4Change bisa terus bertumbuh dan menjadi partner yang tepat untuk mengembangkan investasi hijau di bidang persampahan,” kata CEO & founder Waste4Change Mohamad Bijaksana Junerosano dalam acara peresmian RPM Waste4Change Bekasi 2.0, Rabu (8/3/2023) lalu.

Menurutnya, kerja sama investasi dan proyek itu bertujuan menciptakan pengelolaan sampah berbasis teknologi terdigitalisasi. Penanganan masalah sampah perlu kolaborasi dan kontribusi dari semua pihak. Stakeholder merupakan bagian dari solusi untuk bekerja sama menangani sampah dari hulu ke hilir.

“Maka perlu membuka diri sebesar-besarnya untuk investasi yang lebih hijau dengan melakukan reformasi di bidang persampahan ini di Indonesia,” katanya.

Banyak skema pendanaan, namun perlu memastikan ekosistem yang didukung oleh seluruh stakeholder tercipta dampak yang berkelanjutan. Waste4Change juga meresmikan Rumah Pemulihan Material (RPM) Waste4Change Bekasi 2.0 yang menyertakan teknologi inovasi untuk mengelola sampah.

Inovasi RPM dengan penambahan teknologi itu menggunakan dana segar dari pendanaan ser A Waste4Change Rp76,9 miliar dari AC Ventures, Barito Mitra Investama dan investor lainnya tahun lalu. Inovasi teknologi dan RPM 2.0 itu menghabiskan estimasi dana Rp10 miliar.

Dengan adanya inovasi teknologi tersebut, RPM 2.0 digadang-gadang mampu mengurangi residu sampah dari 65% menjadi 10%. Kapasitas pengelolaan sampah RPM Bekasi Waste4Change juga naik dari 18 ton menjadi 22 ton dalam sehari.

Teknologi pemilahan sampah terbaru di RPM Waste4Change diharapkan dapat meningkatkan kapasitas dan kualitas pengelolaan sampah oleh Waste4Change. Pemindahan material agar bisa mudah dipilah (anorganik dan residu: benda keras dan berserat), memisahkan material plastik daunan dan bubur organik (untuk bsf), plastik daunan dari gibrig masuk ke centris fungsinya sebagai pengering (ada 2 output plastik kering dan organik yg sisa masih nempel).

Pengelolaan sampah merupakan kebutuhan dasar, sehingga akan ada permintaan konstan meskipun kondisi ekonomi maupun sosial berubah. Selain itu, ada banyak inovasi yang bisa dilakukan di Indonesia. Oleh karena itu, perlu kontribusi dari pemegang kepentingan lain untuk ikut mempersiapkan ekosistem persampahan Indonesia yang bisa menerima investasi hijau.

Pengelolaan sampah termasuk ke dalam daftar prioritas investasi hijau yang ditetapkan Kementerian Keuangan. Dengan target penerapan blended finance yang menyasar pembangunan infrastruktur sektor-sektor dengan angka multiplier effect terbesar, diharapkan mampu meningkatkan kualitas hidup dan adopsi teknologi hijau.@

Bs/timEGINDO.co

Scroll to Top