Jakarta|EGINDO.co Permasalah lalu lintas di kota – kota besar termasuk di DKI Jakarta adalah masalah kemacetan.
Pemerhati masalah transportasi dan hukum Budiyanto menjelaskan, kemacetan di DKI Jakarta sudah berlangsung cukup lama namun sampai sekarang kemacetan tersebut belum mampu dipecahkan secara maksimal bahkan akhir – akhir ini kemacetan makin parah. Pertumbuhan kendaraan yang tidak sebanding dengan pertumbuhan panjang jalan, kurangnya disiplin pengguna jalan dalam berlalu lintas menjadi penyebab kemacetan lalu lintas.
Lanjutnya, pertambahan kendaraan bermotor 5 tahun terakhir menunjukan angka : 5,3 % sampai dengan 6 % lebih, panjang jalan pertumbuhan : 0 01 %. Panjang jalan dibandingkan luas wilayah baru sekitar : 5, 3 % dari luas wilayah. Idealnya panjang jalan: 15 % bahkan dibeberapa Negara maju sampai 24 %.
Di katakan Budiyanto, disiplin pengguna jalan secara kasat mata bisa dilihat begitu rendahnya disiplin pengguna jalan saat beraktivitas di jalan: Pengendara Sepeda motor tidak menggunakan helm, boncengan atau menaikkan penumpang lebih dari 1 ( satu ) orang, menggunakan hp saat berkendara, Zig zag, menerobos lampu merah dan sebagainya. Ini semua sebagai indikator kurangnya disiplin pengguna jalan.
“Faktor – faktor tersebut merupakan hazard atau potensi yang mendorong terjadinya kemacetan lalu lintas di Jakarta,”ujarnya.

Mantan Kasubdit Bin Gakkum AKBP (P) Budiyanto. S.Sos.MH mengatakan, beberapa proyek sedang dikerjakan, antara lain: Pembangunan LRT Jabodetabek, pembangunan fase ke-2 MRT dari Hotel Indonesia ke Kampung Bandan, pembangunan proyek di jalan RE Martadinata dan pekerjaan utility dan sebagainya. Pembangunan proyek – proyek ini sebagai penambah penyebab kemacetan di DKI Jakarta.
Ungkapnya, fenomena kemacetan di Kota Jakarta yang makin parah akhir- akhir ini penyebab yang mendasar adalah pertumbuhan kendaraan bermotor yang tidak sebanding dengan panjang jalan, kurangnya disiplin berlalu lintas dan faktor insidentil adanya pembangunan beberapa proyek yang sedang berjalan.
Ia katakan, solusi temporer jangka pendek adalah bagaimana mendistribusikan arus lalu lintas ke jalan- jalan alternatif yang tidak sedang ada proyek pembangunan, penempatan Anggota Polri pada lokasi atau titik terjadinya penyempitan atau botle neck, memanfaatkan media RTMC untuk bisa menyuarakan situasi lalin secara real time sehingga pengguna jalan lebih antisipatif ( pergi kerja lebih awal, mencari jalan alternatif yang tidak macet dan sebagainya ).
“Solusi jangka panjang bagaimana mendorong perubahan mindset pengguna jalan untuk beralih ke angkutan umum,”tegas Budiyanto.
@Sadarudin