Jakarta|EGINDO.co Salah satu program Penjabat Gubernur DKI Jakarta dalam mengatasi kemacetan adalah akan menerapkan pengaturan lalu lintas dengan Sistem Satu Arah( SSA ) dan penataan U- turn pada beberapa ruas penggal jalan yang sudah dipersiapkan.
Pemerhati masalah transportasi dan hukum Budiyanto mengatakan, Sistem Satu Arah ( SSA ) sistem manajemen pengaturan lalu lintas 2 ( dua ) arah menjadi satu arah dengan tujuan untuk meningkatkan kapasitas jalan. Dengan adanya perubahan 2 ( dua ) arah menjadi satu arah secara otomatis akan terjadi peningkatan kapasitas jalan pada jalan yang diberlakukan sistem tersebut. Tarikan kendaraan pada arah tertentu juga terjadi peningkatan.
Lanjutnya, keuntungan lain diberlakukannya sistem SSA adalah menghilangkan konflik atau perpotongan arus lalu lintas dan terbentuknya konfigurasi lahan parkir dan lokasi berhenti yang lebih mudah karena dapat memanfaatkan lahan sebelah kanan dan kiri jalan.
Ia katakan, dalam sistem SSA pasti ada yang dirugikan bagi mereka yang tadinya ada akses jalan yang lebih cepat atau pendek bisa dilalui dengan diberlakukan sistem SSA mereka harus melambung melintasi jalan yang lebih panjang dan waktu yang cukup lama.
Menurut Budiyanto, itu tidak jadi masalah karena pengaturan lalu lintas dengan sistem SSA adalah dalam rangka meningkatkan kapasitas jalan dan meningkatkan kinerja lalu lintas untuk kepentingan yang lebih besar walaupun sebagian kecil warga yang merasa dirugikan.
“Hanya dalam penentuan atau pemilihan ruas penggal jalan yang akan diberlakukan Sistem Satu Arah ( SSA) harus tepat dan disiapkan langkah – langkah pengaturan jalan yang bersinggungan dengan ruas jalan yang diberlakukan sistem SSA dan perubahan rute angkutan umum dan penyiapan rambu- rambu petunjuk dan rambu – rambu lainnya,”tegasnya.

Mantan Kasubdit Bin Gakkum Polda Metro Jaya AKBP ( P ) Budiyanto S.Sos.MH menjelaskan, bukaan median dengan membuka akses jalan untuk balik arah ( U-turn ) adalah salah satu penataan jalan di perkotaan untuk memberikan akses kemudahan pengguna jalan untuk berbalik arah dengan cepat tidak harus melambung mencari putaran yang jauh. Bukaan median dengan cara membuka akses untuk balik arah ( U-turn ) tidak serta merta menyelesaikan masalah lalu lintas.
Ungkapnya, pada titik U- turn tertentu pada saat kendaraan akan berputar atau berbalik arah akan terjadi perlambatan pada arus yang searah maupun arus yang berlawanan arah dan dapat menimbulkan perpotongan atau konflik arus lalu lintas baru. Sehingga penempatan U-turn harus ditempatkan pada ruas penggal jalan yang tepat. Sehingga keberadaan U-turn menjadi bagian solusi menyelesaikan masalah lalu lintas terutama kemacetan.
Dikatakannya, dengan adanya program dari Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, untuk mengatasi kemacetan dengan menerapkan manajemen pengaturan lalu lintas dengan menerapkan sistem SSA dan penataan U-turn pada ruas – ruas penggal jalan tertentu sebagai bentuk inovasi untuk mengatasi permasalahan kemacetan lalu lintas di DKI Jakarta yang makin akut/ parah.
“Hanya dalam merencanakan program tersebut baik itu sistem SSA maupun penataan U-turn harus melalui kajian yang matang dari beberapa aspek ( Regulasi – ekonomi – sosial – Kapasitas jalan / daya tampung volume dan aspek – aspek lain ) serta ruang sosialisasi yang cukup untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat,”ujarnya.
Program yang terencana dan dilandasi dengan kajian ilmiah akan memberikan manfaat yang besar dalam memberikan kontribusi sesuai dengan tujuan program sistem SSA dan penataan U-turn, yakni: mengatasi kemacetan. “Walaupun kita menyadari bahwa permasalahan mendasar problem kemacetan di kota – kota besar termasuk Jakarta karena pertumbuhan kendaraan tidak terkendali dan tidak sebanding dengan pembangunan infrastruktur jalan dan disiplin pengguna jalan yang kurang,”tutup Budiyanto.
@Sadarudin