Oleh: Fadmin Malau
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Ketahanan Pangan dinyatakan sebagai kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan.
Ketahanan pangan sangat penting dan tanda ketahanan pangan tersedianya stok pangan di gudang-gudang logistik dan di pasar-pasar sehingga ketersediaan pangan bagi masyarakat tersedia.
Ketersediaan pangan sangat penting maka Bung Karno (Presiden Indonesia pertama, Dr. Ir. Soekarno) pernah mengatakan, pangan adalah menyangkut hidup-mati bangsa.
Bagaimana agar memiliki ketahanan pangan tentunya peran petani sangat menentukan. Namun, kondisi sekarang ini petani Indonesia berada pada kondisi kritis sebab jumlah keluarga petani Indonesia mengalami penurunan 5,04 juta selama kurun waktu 10 tahun terakhir. Hal ini menjadi perhatian semua pihak karena ujung tombak terwujudnya ketahanan pangan berada pada keberadaan keluarga petani Indonesia.
Belum banyak yang mengetahui bahwa Imlek itu berhubungan dengan pertanian. Imlek terdiri dari dua kata. Im dan Lek. Im artinya bulan dan Lek artinya penanggalan, jadi Imlek adalah bulan penanggalan atau kalender atau almanat atau penanggalan yang dimulai dari tanggal 15 bulan ke-1 dalam kalender China. Namun, perayaan Imlek itu sendiri berlangsung dari tanggal 15 bulan ke-12 hingga tanggal 15 pada bulan ke-1.
Menjadi pertanyaan, mengapa perayaan Imlek berlangsung selama satu bulan? Jawabnya karena Tahun Baru Imlek dahulunya merupakan penyambutan musim semi bagi para masyarakat petani di China. Para petani di China melakukan kegiatan beribadatan seperti sembahyang kepada Sang Pencipta atau leluhur sebagai wujud rasa syukur karena telah diberi rejeki oleh sang Pencipta.
Rejeki yang diperoleh selama satu tahun itu bukan semata-mata karena kerja keras akan tetapi adanya pemberian Sang Pencipta kepada manusia. Wajar bersyukur agar tahun mendatang diberi rejeki yang lebih banyak dan baik lagi.
Perayaan Tahun Baru Imlek bagi para petani di China berakhir ditandai malam ke-15 bulan ke-1 dengan Bulan Purnama (bulan penuh) atau disebut Cap Go Meh. Pada saat malam ke-15 bulan ke-1 dalam penanggalan kalender China para petani di China memasang Lampion di sawah atau di ladang karena akan dimulai kembali musim tanam.
Pemasangan lampu Lampion agar terang pada lokasi sawah atau perladangan mendatangkan keindahan dan mengusir hama serta menakut-nakuti hewan perusak tanaman. Hal ini penting karena akan dimulai kembali bercocoktanam. Tanaman yang subur, terhindar dari hama dan penyakit tanaman, pintu masuk untuk menghasilkan produksi tanaman yang baik dan maksimal produksinya.
Perlakuan memasang lampu Lampion sebagai wujud akan pertanian berhasil dan bila pertanian berhasil maka perekonomian masyarakat petani meningkat. Perekonomian meningkat maka kesejahteraan diambang pintu. Harapan sangat penting dalam hidup manusia karena dengan harapan manusia akan bekerja dengan sungguh-sungguh, pantang menyerah. Namun, harapan ingin sukses, maju juga harus diantisipasi bila cita-cita tidak bisa diwujudkan maka kemungkinan buruk yang datang harus diwaspadai.
Sediakan payung sebelum hujan datang. Dalam prinsip ekonomi, kegagalan merupakan resiko dari kerja keras dan kegagalan itu harus diantisipasi hingga tidak mendatangkan kerugian yang besar. Prinsip ini terlihat dari adanya Kue Keranjang (Nian Gao) atau Kue Bakul yang terbuat dari tepung ketan dan gula dengan memiliki tekstur kenyal dan lengket.
Kue ini merupakan persediaan ketika kegagalan yang diperoleh. Kegagalan boleh saja datang akan tetapi harus disiapkan solusi dari kegagalan itu yakni jangan sampai kelaparan. Bahaya kelaparan satu tanda dari kegagalan perekonomian. Tersedianya bahan pangan yang cukup tanda kemakmuran masih berpihak.
Kehidupan para petani di China waktu itu sangat berharap keberhasilan itu harus terus diraih setiap tahun. Mengantisipasi terjadinya kelaparan yang disebabkan banyak faktor seperti banjir, tanah longsor, kemarau panjang yang membuat gagal panen harus memiliki solusi yang tepat.
Kue Bakul merupakan antisipasi pangan bagi para petani di China waktu itu. Kue Bakul dapat menjadi solusi sebab kue itu rasanya enak dan tahan lama. Begitu hebatnya antisipasi yang dilakukan, memikirkan paling yang terburuk datang merupakan antisipasi yang paling baik.
Pada dasarnya makna dari perayaan Tahun Baru Imlek banyak diilhami dari budaya meningkatkan perekonomian para petani di China waktu itu sehingga kala itu prinsip-prinsip ekonomi pertanian sudah dilaksanakan dengan baik. Sosial ekonomi pertanian atau pola agribisnis telah terjadi dan dilaksanakan dalam kehidupan masyarakat petani di China.
Apa yang dilakukan pada peringatan Imlek pada dasarnya perlakuan prinsip agribisnis, berlandaskan kepercayaan kepada Sang Pencipta yang memberikan rejeki. Artinya kerja keras, bercocoktanam sebagai kegiatan bisnis harus direstui atau ditentukan oleh Sang Pencipta dan manusia (para petani) harus berusaha secara maksimal.
Keberhasilan yang diraih dalam bercocoktanam, dalam menjalankan perekonomian pertanian harus disyukuri sebagai kerja keras dan turut sertanya Sang Pencipta. Hari ini juga berlaku prinsip itu sebab ketika seorang petani menanam tanaman Kol, Jeruk misalnya, ketika selesai bertanam maka harus berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar tanaman itu dapat tumbuh dan berkembang sebab tanaman adalah makhluk hidup yang ketentuan hidupnya ada pada Sang Pencipta.
Fenomena inilah dilakukan para petani di China yang dimanifestasikan dalam perayaan Tahun Baru Imlek. Bersyukur kepada Sang Pencipta sebab hasil pertanian tahun ini baik dan berdoa agar tahun mendatang, Sang Pencipta memberikan hasil pertanian yang lebih banyak dan lebih baik lagi. Sikap berusaha, bekerja keras dan berdoa tergambar dalam perayaan Imlek.
Prinsip dasar dari makna perayaan Imlek menjadi satu manifestasi dari keuletan, kegigihan, kerja keras yang didasari dengan memohon bantuan Sang Pencipta agar diberikan hasil produksi pertanian yang maksimal. Tuhan Yang Maha Esa akan memberikan rejeki yang berlipat ganda.
Apa bila manusia itu pandai bersyukur atas rejeki yang telah diberikan Tuhan Yang Maha Esa maka Tuhan akan melimpahkan rejeki yang lebih banyak lagi. Pandai bersyukur dan terus berusaha, bekerja keras pantang menyerah.
Melihat sejarah dari Imlek maka perayaan Imlek bermakna untuk meningkatkan perekonomian masyarakat petani di China waktu itu dan waktu kini perayaan Tahun Baru Imlek bermakna kehidupan yang lebih baik dari tahun yang sudah dilalui memasuki tahun yang baru.
Sudah pasti semua manusia menginginkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Begitu juga dengan semua rakyat Indonesia mengharapkan perekonomian tahun lalu harus lebih baik dengan tahun ini dan begitu juga pada tahun-tahun mendatang. Selamat menyambut Tahun Baru Imlek yang tahun 2023 ini jatuh pada hari Minggu 22 Januari 2023. Gong Xi Fa Chai 2574.
***