Jakarta|EGINDO.co Pemerhati Masalah Transportasi dan Hukum dan juga selaku Panitia Wushu mengatakan, Mobilitas Atlet dari Akomodasi ke Venue pada saat pertandingan sudah resmi dibuka akan mengalami flow atau pergerakan atau mobilitas yang cukup tinggi. Mobilitas yang tinggi perlu didukung sarana transportasi yang memadai dan selalu readi ditempat dengan pengawalan yang telah disiapkan.
Ia katakan, jaminan kepastian Atlet sampai dengan Venue menjadi keniscayaan, jangan sampai Atlet kena sanksi WO karena terlambat karena Sarana transportasi Bus belum siap. Pengawalan sebagai instrumen yang cukup penting diharapkan dapat mewujudkan kepastian tiba di Venue dan jaminan keamanan dan keselamatan dari start sampai tujuan yang dicapai.
“Setiap akom / hotel disiapkan Sepeda motor 2 ( dua ) unit yang diawaki masing – masing satu personil dan setiap kendaraan bermotor dilengkapi dengan lampu isyarat dan sirene,”ujarnya.
Lanjutnya, pengawalan dilakukan sebagai bentuk pelayanan maksimal dibidang transportasi dan bentuk apresiasi dan penghormatan kepada tamu Negara. Tamu Negara termasuk dalam Golongan Pengguna jalan yang memperoleh hak utama dan berhak untuk mendapatkan pengawalan.
Dikatakan Budiyanto, demikian juga masyarakat pada saat melihat rombongan tersebut wajib memberikan prioritas perjalanan, dan termasuk petugas yang digelar di lapangan wajib memberikan pengamanan dan kelancaran. Bahkan dalam situasi demikian ( ada pengawalan prioritas ) Apill marka dan rambu- rambu dapat diabaikan ( pasal 134 dan 135 Undang – undang Nomor 22 tahun 2009 tentang LLAJ ).
Pengawalan diharapkan dapat memberikan jaminan kepastian tiba di obyek sesuai rencana dan tetap memprioritaskan atau mengutamakan keselamatan. “Petugas pengawal perlu membangun komunikasi dengan intens dan menggunakan sarana yang ada sehingga apa yang telah direncanakan tepat sasaran dan tujuan,”tutup Budiyanto.
@Sadarudin