Rusli Tan: Tak Benar Upah Buruh Sepatu Tinggi Di Indonesia

rusli
Dr. Rusli Tan, SH, MM

Jakarta | EGINDO.co – Tidak benar karena upah tinggi atau mahal di Indonesia membuat semua perusahaan-perusahaan yang bergerak di industri sepatu di Indonesia pindah ke Vietnam.

Hal itu dikatakan doktor ekonomi yang juga pengamat sosial, ekonomi kemasyarakatan Dr. Rusli Tan, SH, MM kepada EGINDO.co Sabtu (22/10/2022) di Jakarta menanggapi pernyataan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan yang mengatakan ekspor sepatu Indonesia kalah dari Vietnam disebabkan upah buruh terus naik.

Menurut Rusli Tan apa yang dikatakan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan ketika menghadiri pelepasan ekspor sepatu merek Nike, pabrikan PT Pratama Abadi Industri sebanyak 6.700 pasang sepatu Nike akan diekspor ke Belanda tidak benar karena diakui Rusli Tan dirinya mengetahui persis upah buruh di Vietnam dan kinerja para buruh di negara tersebut.

“Sepengetahuan saya, yang saya ketahui upah buruh di Vietnam tidak lebih rendah dari upah buruh di Indonesia. Upah buruh di Vietnam itu mahal,” katanya menegaskan.

Namun, Rusli Tan yang juga praktisi dunia usaha mengatakan buruh di Vietnam kinerjanya lebih baik, para buruh di Vietnam lebih cermat, lebih hati-hati dan kerjanya baik sehingga produksi sepatu menjadi baik.

Dikatakannya dalam produksi sepatu dibutuhkan buruh-buruh yang kinerjanya baik karena butuh kerapian, termasuk disiplin dalam bekerja. Hal itu yang masih kurang pada buruh di Indonesia akan tetapi bila dikatakan upah buruh pada perusahaan sepatu di Vietnam lebih murah, itu tidak benar dan justru sebaliknya.

Dijelaskannya perusahaan sepatu membutuhkan tenaga kerja yang teliti dan baik. “Bila di Vietnam seorang buruh sepatu bisa memproduksi satu sepatu dalam satu jam akan tetapi buruh sepatu di Indonesia tidak bisa demikian, bisa jadi dua jam dan juga masih kalah dalam hal kerapian kerja,” kata Rusli Tan menjelaskan.

Rusli Tan mengatakan bisa dilihat kerja buruh pada produksi sepatu di Vietnam dan di Indonesia maka untuk bisa menyamakan kualitas produksi dibutuhkan pelatihan, “Makanya menteri harus melihat fakta yang ada sebelum berkomentar dan bila melihat fakta yang ada maka kementerian perdagangan harus membuat pelatihan sehingga dengan adanya pelatihan nanti buruh akan terampil dengan kinerjanya,” kata Rusli Tan menegaskan.

Diharapkannya kementerian perdagangan harus melihat secara menyeluruh soal prodak sepatu dan prodak lainnya, mengapa kalah bersaing dengan prodak yang diproduksi di dalam negeri. Bila melihat secara keseluruhan maka tidak akan berkomentar yang kurang tepat dan membuat buruh dipojokkan.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menghadiri pelepasan ekspor sepatu ke Belanda di Serpong Utara, Tangerang Selatan menilai industri padat karya seperti memproduksi sepatu patut didukung dan didorong untuk lebih produktif dalam membuka pangsa pasar baru dan penting karena menyerap banyak orang.

Namun, Zulkifli mengakui peringkat Indonesia dalam hal ekspor sepatu ke pasar internasional masih di bawah dari Vietnam karena adanya persoalan upah yang naik terus, tiap tahun terus naik.@

Fd/timEGINDO.co

Scroll to Top