Catatan: Fadmin Malau
Cikal bakal Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) adalah APA. Maksusnya adalah Algemeene Proefstation der AVROS (APA) atau Algemeene Vereeniging van Rubberplanters ter Oostkust van Sumatra yang didirikan pada tanggal 26 September 1916.
APA merupakan sebuah lembaga penelitian perkebunan pertama di Sumatra. Pada saat itu, fokus utama penelitian APA adalah komoditi karet, setelah semakin berkembang APA juga menangani penelitian teh dan kelapa sawit. Begitu sejarah terbentuknya PPKS.
Kini PPKS telah berusia 106 tahun, berusia lebih dari satu abad. Perjalanan panjang telah dilalui dari zaman ke zaman hingga kini zaman teknologi informasi yang sarat dengan tantangan dan juga peluang.
Kepala Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), Dr. Ir. M. Edwin Syahputra Lubis, S.H., M.Agr.Sc. mengatakan kepada EGINDO.co Jum’at (23/9/2022) di Medan bahwa dunia usaha saat ini tengah menghadapi fenomena disrupsi, ditandai dengan situasi pergerakan dunia usaha yang sangat cepat, perkembangan teknologi informasi 4.0, dan hampir semuanya serba VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity).
“Menghadapi kondisi tersebut, dibutuhkan strategi yang kuat untuk bertahan, menyesuaikan diri, dan bahkan sukses terhadap berbagai tantangan. Pada intinya, sebuah perusahaan harus mampu mempertahankan eksistensinya, walaupun di tengah tekanan dan masa sulit, bahkan mampu mengelola perubahan tersebut menjadi sebuah peluang untuk berkinerja lebih baik lagi,” kata Dr. Ir. M. Edwin Syahputra Lubis.
Menurutnya, keberadaan PPKS sejak 1916 memang didirikan tidak hanya untuk melayani pemerintah saja, tetapi untuk melayani seluruh stakeholder kelapa sawit. “Kami sangat bangga bahwa PPKS berperan serta terhadap komoditas kelapa sawit yang berkontribusi besar bagi negara dalam bentuk devisa, pajak, pencipta lapangan kerja, pengembangan wilayah, dan lingkungan. Peranan besar PPKS adalah bahwa riset dan teknologi yang dihasilkan PPKS dapat dimanfaatkan secara optimal bagi kemajuan kelapa sawit dari sektor hulu hingga hilir serta sumbangsih terhadap kebijakan pemerintah,” ujarnya.
Dijelaskan Dr. M. Edwin Syahputra Lubis, sejalan dengan perkembangan zaman dan teknologi yang semakin pesat, PPKS secara konsisten melaksanakan transformasi digital dan menghasilkan berbagai inovasi berbasis riset kelapa sawit, seperti perakitan bahan tanaman unggul, teknologi precision agriculture 4.0, teknologi berbasis efisiensi atau cost reduction program, best management practices, serta development products berbasis hulu-hilir pada perkebunan kelapa sawit. Selama lebih dari satu abad, PPKS telah memberikan sumbangsih yang signifikan terhadap perkembangan perkelapasawitan Indonesia, sehingga telah meraih berbagai penghargaan, diantaranya Pusat Unggulan Iptek (PUI), Anugerah Pratama Perkebunan Indonesia (APPI), Innovative Industrial Research and Develompment Institution (IIRDI), dan Produsen Benih Sawit Terbaik Pro Rakyat.
“Kedepannya, PPKS sebagai center of excellence perkelapasawitan Indonesia, akan tetap menjalankan fungsinya untuk berkarya sehingga mampu hadir sebagai rujukan penelitian kelapa sawit serta mampu menghasilkan produk-produk hasil riset yang diharapkan berguna dan dapat dikomersialisasikan sehingga secara langsung mendukung keberlanjutan perkebunan kelapa sawit Indonesia,” katanya.
Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) merupakan cabang atau unit kerja dari PT. Riset Perkebunan Nusantara yang merupakan anak perusahaan dari Holding PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) yang memiliki peran strategis dalam riset dan pengembangan industri perkebunan kelapa sawit nasional.
“Kami berharap seluruh informasi perusahaan yang kami sajikan dalam website ini, dapat memberikan gambaran utuh mengenai aktivitas riset dan bisnis PPKS yang terus berupaya menawarkan riset terkemuka, pelayanan terbaik kepada para konsumen, mitra bisnis, dan pemangku kepentingan lainnya dengan mengedepankan nilai-nilai perusahaan didukung dengan tata kelola yang baik. Mudah-mudahan apa yang sudah dilakukan PPKS dapat memberikan sumbangan yang berharga bagi bangsa, negara, dan khusus keberlanjutan perkebunan kelapa sawit Indonesia. PPKS menghadirkan inovasi, melayani sepenuh hati,” kata Dr. Ir. M. Edwin Syahputra Lubis, S.H., M.Agr.Sc mengharapkan pada saat usia Hari Ulang Tahun (HUT) ke-106 PPKS.
Adapun sejarah PPKS menurut catatan EGINDO.co dengan latar belakang pendirian APA adalah krisis yang melanda industri tembakau pada tahun-tahun sebelumnya. Krisis industri tembakau telah memberikan pelajaran berharga yaitu dibutuhkan suatu dukungan kuat dari penelitian dan pengembangan (research and development) untuk keberlanjutan dan kemajuan suatu komoditas pertanian.
Sejalan dengan berkembangnya perkebunan kelapa sawit di Sumatra, sebuah perusahaan Belanda (Handle Vereeniging Amsterdam / HVA) memiliki Balai Penelitian Sisal sendiri di Dolok Ilir yang secara diam-diam banyak melakukan penelitian kelapa sawit yang menghasilkan beberapa jenis unggul Psifera.Tidak mau kalah, Perkebunan Negara pada tahun 1963 membentuk Lembaga Penelitian Marihat untuk keperluan penelitian kelapa sawit dan pada beberapa tahun berikutnya berganti nama menjadi Puslitbun Marihat.
Lembaga penelitian APA berganti nama menjadi Balai Penyelidikan GAPPERSU atau Research Institute of The Sumatra Planters Association (RISPA) pada 1957. Status dan nama RISPA terus menerus berganti hingga pada 1987, kemudian berganti nama menjadi Pusat Penelitian Perkebunan (Puslitbun) Medan dan bertahan sampai terlaksananya penggabungan antara Puslitbun Marihat, Bandar Kuala, dan Medan pada 24 Desember 1992. Gabungan Puslitbun inilah akhirnya yang menjadi Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS).@
***