Jakarta | EGINDO.co -Pemerhati Masalah Transportasi dan Hukum Budiyanto mengatakan, Era persaingan moda tranportasi umum yang makin kompetitif mendorong para pelaku bisnis di bidang transportasi umum harus berbenah. Dari data yang dapat kita monitor berkaitan dengan transportasi angkutan umum yang mengalami trend penurunan jumlah penumpang, sebagai contoh saja Transportasi angkutan umum Bus AKAP (Antar Kota Antar Provinsi) mengalami trend penurunan jumlah penumpang pada saat liburan panjang dan hari – hari besar Nasional ( Iedul Fitri 2022 ).
Pengertian berbenah disini harus membangun inovasi untuk menarik para komsumen, bagaimana moda transportasi umum tersebut mampu memberikan fasilitas sehingga konsumen tertarik untuk menggunakan jasa angkutan tersebut. “Sudah ada beberapa angkutan umum AKAP yang menggunakan Bus tingkat dengan fasilitas yang cukup representatif, misalnya: Ada ruang merokok (smooking room), fasilitas head rest / LCD, dan fasilitas tempat minuman dimana para penumpang dapat menyeduh minuman sesuai dengan selera,”ujarnya.
Ia katakan, transportasi umum Kereta Api sudah melakukan pembenahan yang cukup signifikan, antara lain: Masalah kebersihan, design kursi duduk yang lebih fleksibel, penyediaan ruang makan atau Restoran. Kelebihan lain Kereta Api memiliki jalan sendiri dan jadwal yang pasti sehingga menjamin kepastian waktu. Tapi yang lebih penting bahwa angkutan umum harus mampu berinovasi dan mampu memberikan fasilitas kemudahan dan kenyamanan sesuai amanah dari Undang – Undang bahwa setiap angkutan umum wajib memiliki standar pelayanan minimal dari aspek: keamanan, kenyaman dan keselamatan, serta keterjangkauan ( pasal 141 Undang- Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang LLAJ ). Transportasi angkutan umum orang terutama AKAP yang tidak mau berbenah lambat laun akan ditinggalkan konsumen atau pelanggannya.
“Fasilitas kenyamanan dan keselamatan serta keterjangkauan harga akan menjadi daya tarik tersendiri bagi para konsumen,”tegasnya.
Dijelaskan Budiyanto yang menjadi problem bahwa bebenah dan pemberian fasilitas diperlukan biaya cukup besar, dari hitung – hitungan bisnis bahwa setiap perusahaan pasti menginginkan keuntungan. Biaya tersebut sudah dipastikan akan dibebaskan kepada konsumen. Pemerintah harus ikut hadir bagaimana supaya beban tersebut tidak semua dibebankan oleh Perusahaan dan konsumen berarti harus ada subsidi silang atau kemudahan lain sehingga semua angkutan dalam era persaingan yang cukup kompetitif tetap bisa survive dan adanya harapan untung dari aspek bisnis. Banyak faktor angkutan umum orang mengalami trend penurunan karena pada umumnya angkutan umum tidak mau melakukan bebenah atau inovasi secara signifikan seperti Kereta Api. Faktor lain bahwa Angkutan umum menggunakan infrastruktur berbasis jalan yang digunakan oleh sarana transportasi lain sehingga masalah kemacetan kadang – kadang tidak dapat dihindari.
“Belum banyaknya kasus angkutan umum yang terlibat kecelakaan karena Supirnya ugal – ugalan , modus rem blong dan sebagainya yang dapat menurunkan minat para pengguna jasa angkutan umum,”ujarnya.
Secara paralel sudah waktunya SMK ( sistem manajemen keselamatan ) diberlakukan di masing – masing Perusahaan berbadan hukum yang bergerak di bidang transportasi. “Dengan diberlakukan SMK mobil akan terawat, ketrampilan pengemudi terjaga, tim audit dapat melakukan tugasnya dengan baik termasuk memberikan rekomendasi peremajaan atau pergantian moda yang lebih kekinian,”tutup Budiyanto.
@Sadarudin