China Beri Tekanan Yang Semakin Besar Pada Perusahaan Asing

Beijing - China
Beijing - China

Berlin | EGINDO.co – China memberikan tekanan yang meningkat pada perusahaan asing yang melakukan bisnis di pasarnya agar sejalan dengan agenda politiknya, memperluas “garis merah” untuk isu-isu yang membuat mereka alergi, sebuah penelitian di Jerman yang dilihat oleh Reuters menunjukkan.

Sebuah survei terhadap lebih dari 100 perusahaan oleh think tank Merics yang berbasis di Berlin untuk studi China dan asosiasi industri BDI menunjukkan bahwa ambang batas untuk memberikan tekanan pada perusahaan sedang turun. Jumlah kasus yang diketahui meningkat secara signifikan dari 2018, ditemukan.

“Ini tentang mengenali pola kapan dan bagaimana China memberikan tekanan,” kata rekan penulis Max Zenglein.

Para peneliti mengatakan bahwa selain masalah kedaulatan nasional, laporan tentang munculnya COVID-19, sanksi terhadap perusahaan China seperti pembuat peralatan telekomunikasi Huawei atau dukungan untuk pihak yang diklasifikasikan sebagai anti-China kini dipandang sebagai “garis merah baru”.

Baca Juga :  Penangguhan Penerbangan Seiring Ketegangan Meningkat Di Timur Tengah

Dalam satu kasus, pembuat mobil Jerman Daimler meminta maaf beberapa kali ke China pada 2018 setelah menjalankan iklan dengan kutipan dari Dalai Lama.

Kementerian luar negeri China mengatakan hanya bisa berkomentar setelah melihat laporan lengkapnya.

China secara konsisten membantah tuduhan bahwa virus COVID-19 bocor dari laboratorium spesialis di kota Wuhan, tempat pertama kali diidentifikasi pada akhir 2019.

Washington melihat Huawei sebagai bagian dari mesin pengawasan global Partai Komunis China, tetapi Huawei telah berulang kali membantah memata-matai negara China.

Perusahaan barang konsumen asing khususnya telah menjadi sasaran boikot di China, dengan perusahaan tekstil Barat menjadi sasaran media sosial sebagai tanggapan atas kritik Barat terhadap perlakuan China terhadap minoritas Uighur di wilayah Xinjiang.

Baca Juga :  Malaysia Tahan Kapal Tanker Minyak Yang Terlibat Tabrakan

“Karena takut menjadi sasaran, perusahaan mungkin menghindari perlakuan tidak adil terhadap perusahaan asing di China. Atau mereka mungkin menganggap paling aman untuk menyelaraskan diri dengan posisi dan tujuan pemerintah China,” tulis para peneliti.
Sumber : CNA/SL

Bagikan :
Scroll to Top