Jakarta | EGINDO.co – Ketika Novelis Kondang Tere Liye membicara harga Tanda Buah Segar (TBS) Sawit Petani menjadi menarik dan memang harga sawit menjadi sorotan banyak pihak.
Tere Liye yang memiliki nama asli Darwis dalam laman blog resmi Facebook novelis kondang asal Indonesia yang kritis tehadap kebijakan nasional, tentang Harga Tandan Buah Segar (TBS) Sawit.
Alasan Tere Liye membicarakan harga TBS Sawit petani karena selama tiga bulan terakhir isu harga TBS Sawit terus menjadi perbincangan hangat dikalangan petani kelapa sawit. Menriknya, dalam pembukaan artikelnya bahwa Tere Liye sudah mengingatkan menulis harga TBS sawit petani berusaha tidak emosional akan tetapi berdasarkan logika berpikir.
Tera Liye menulis terkait harga TBS Sawit secara logika, akan tetapi bisa saja beda pendapat. Semuanya itu melihat situasinya lebih jelas.
Tere Liye dalam laman resmi Facebooknya yang dikutip EGINDO.co mencatat harga CPO di dunia meroket sampai bulan, mau harga minyak di Indonesia tembus langit, apakah harga TBS sawit akan meroket juga? Naik, iya. Tapi apakah setara dengan kenaikan margin keuntungan perusahaan pengolah CPO? TIDAK, my friend.
Tere Liye mengajak untuk melihat fakta di lapangan. Harga bawang naik misalnya, siapa yang menikmati? Tengkulak, distributor, penjual. Petani juga naik harganya, tapi kenaikan itu tidak sebanyak yang diambil oleh pihak lain. Bawang naik Rp 100.000 per kg misalnya, berapa sih kalau beli langsung di petaninya?
Contoh yang diberikan Tere Liye dipertanyakan dengan petani sawit, mau menjual kemana TBS sawit? Itulah masalah.
Dalam situasi itu nasib petani sawit sangat miris. Pasalnya, mau harga berapapun yang ditentukan perusahaan. Karena sawitmu itu kan bukan bawang, bisa dipakai di rumah-rumah. Dan kabar buruk lagi, perusahaan-perusahaan pengolah minyak sawit mentah (CPO) ini kan ehem, mereka bisa kerjasama loh. Langsung atau tidak langsung.
Tere Liya mengajak pembaca untuk berpikir rasional dan melihat fakta fakta yang ada di lapangan, tentang harga TBS sawit.@
Bs/TimEGINDO.co