Jakarta | EGINDO.co – Mewujudkan Suaka Margasatwa Muara Angke sebagai pusat pendidikan lingkungan di Jakarta. Indonesia diberkati dengan keanekaragaman hayati yang kaya dan merupakan rumah bagi cagar hutan hujan terbesar ketiga di dunia. Sebagai salah satu perusahaan terbesar di negara ini dan anggota komunitas bisnis Indonesia, Asia Pulp and Paper (APP) melakukan bagiannya untuk mendukung pemerintah dalam melindungi dan melestarikan kekayaan keanekaragaman hayati ini dengan bekerja sama dengan LSM lokal serta perusahaan lain untuk mencapai hasil positif di bidang tersebut.
Salah satunya adalah meningkatkan peran Suaka Margasatwa Muara Angke (SMMA) dan memulihkan ekosistem mangrove di Jakarta. Berbagai pihak terlibat dalam upaya ini, termasuk APP, Indofood, Djarum, HSBC dan Chevron yang memberikan dukungan keuangan untuk membantu melakukan pekerjaan konservasi yang diperlukan selama periode 5 tahun dari 2018 hingga 2023. Demikian dilansir dari laman resmi APP Sinarmas hari ini yang dikutip EGINDO.co.
Dukungan dana tersebut berkontribusi pada penguatan rencana pengelolaan kawasan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia para pihak dalam rangka restorasi mangrove dan pengembangan SMMA sebagai pusat pendidikan lingkungan. Ini juga membantu meningkatkan kesadaran publik di antara penduduk di dan pengunjung Jakarta tentang konservasi ekosistem mangrove di daerah tersebut.

Tindakan ini dimaksudkan untuk mengatasi masalah sistemik dan berkontribusi untuk mewujudkan tujuan positif hutan seperti konservasi, restorasi, pelibatan petani dan masyarakat, serta platform dan kemitraan multi-pemangku kepentingan di tingkat lanskap.
SMMA adalah suaka margasatwa terkecil di Indonesia, dan merupakan kawasan konservasi yang terletak di Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara. Mangrove di kawasan Teluk Jakarta berada di bawah ancaman ekstrim dari perubahan penggunaan lahan, sebagaimana dibuktikan dengan tingkat degradasi mangrove yang tinggi sejak tahun 1980-an.
Proyek ini dilakukan bersama oleh Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jakarta dan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), dengan kedua pihak berkolaborasi untuk mendukung pengelolaan SMMA. Tujuannya tidak hanya untuk mendirikan pusat pendidikan lingkungan tetapi yang lebih penting untuk mengurangi kerentanan masyarakat pesisir dengan mempromosikan rencana pengelolaan yang efektif.

Untuk mencapai hal tersebut, beberapa program kegiatan telah dilaksanakan antara lain pelatihan untuk meningkatkan kemampuan pengelolaan staf suaka margasatwa dan peningkatan kapasitas; pembangunan sarana dan prasarana seperti menara pengawas, trotoar, dermaga, dan pusat pendidikan; dan melakukan penelitian rutin yang juga mendukung konten dan kegiatan pendidikan.
Semua ini dilengkapi dengan upaya restorasi ekosistem mangrove terpadu mulai dari pengendalian lebih dari 18.000 m2 tanaman invasif, perbaikan hidrologi, membangun pembibitan mangrove/ficus, dan penanaman mangrove. Sampai saat ini, lebih dari 40 gundukan telah disiapkan untuk pembibitan sementara pembibitan Ficus hampir sepenuhnya siap.
Pengelolaan kolaboratif SMMA dan perlindungan dan restorasi mangrove menunjukkan hubungan yang jelas dengan tujuan bersama di tingkat lanskap yang dikembangkan melalui proses multi-pemangku kepentingan. Dengan bermitra dengan masyarakat dan LSM lokal dalam mendukung upaya restorasi ekosistem mangrove nasional, APP teguh pada keyakinannya bahwa mereka memiliki nilai strategis dalam membantu Indonesia mencapai Kontribusi yang Ditetapkan Secara Nasional (NDC) untuk perubahan iklim.@
App/fd/TimEGINDO.co