Inovasi PPKS Penguatan Koperasi, UKM Untuk Ketahanan Pangan

Jokowi
Jokowi di PPKS Medan

Medan | EGINDO.co – Sebuah inovasi Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) dalam penguatan koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Hal itu sejalan dengan Penelitian Kelapa Sawit Indonesia dianugerahi komoditas kelapa sawit sebagai minyak nabati dengan produktivitas yang paling tinggi, dengan biaya produksi yang paling rendah dibandingkan minyak nabati lainnya.

Hal itu dijelaskan Kepala Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Dr. Ir. H. M. Edwin Syahputra Lubis, M.Agr.Sc ketika kunjungan Presiden Republik Indonesia Ir. Joko Widodo (Jokowi) Kamis (7/7/2022) ke PPKS Medan di Jalan Brigjen Katamso No. 51 Medan, Provinsi Sumatera Utara.

Saat ini, kata Dr. Ir. Edwin Syahputra Lubis, Indonesia memiliki areal kelapa sawit seluas 16,38 juta ha dengan produksi CPO dan PKO lebih dari 53 juta ton. Hasil penggunaan CPO masih didominasi oleh sektor industri pangan, yaitu sebagai bahan baku minyak goreng. Namun sejatinya, kegunaan minyak sawit dalam industri pangan tidak hanya dapat diperuntukkan sebagai bahan baku minyak goreng, tetapi juga sebagai bahan baku dalam pembuatan pangan fungsional dan nutrasetikal dengan kandungan asam oleat dan senyawa fitonutrien dengan kadar tinggi, yang tentu saja diperlukan untuk kesehatan.

Inovasi PPKS penguatan UKM untuk ketahanan pangan

Dari potensi itu masih belum banyak dikembangkan oleh produsen minyak sawit, khususnya pada skala UKM. “Pada kesempatan ini, Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) memperkenalkan teknologi sederhana untuk produksi minyak makan merah yang masih mempertahankan kandungan senyawa fitonutrien berkadar tinggi meliputi karoten (sebagai pro-vitamin A), tokoferol dan tokotrienol (sebagai vitamin E), dan squalene,” kata Edwin.

Dijelaskannya, minyak makan merah berpotensi digunakan sebagai pangan fungsional (salah satunya sebagai bahan pangan untuk antistunting) karena selain sebagai sumber lemak (zat gizi dasar) juga mengandung senyawa fitonutrien yang memiliki sifat sebagai antioksidan dan bioaktivitas lainnya.

Asam oleat dan asam linoleat yang dikandungnya berfungsi untuk pembentukan dan perkembangan otak, transportasi dan metabolisme pada anak. Minyak makan merah juga sesuai digunakan untuk menumis bahan pangan, salad dressing, bahan baku margarine dan shortening, dan sebagainya.

“Teknologi produksi minyak makan merah ini dapat dikembangkan pada skala UMKM sebagai potensi peningkatan nilai tambah dan peningkatan kesejahteraan pekebun dari pengembangan usaha berbasis produk turunan kelapa sawit melalui pemberdayaan koperasi. Produk inovasi ini dapat menjadi solusi untuk pemenuhan zat gizi bagi masyarakat Indonesia,” kata Edwin menjelaskan.

Ditambahkannya, edukasi dan sosialisasi tentang manfaat dari minyak makan merah perlu dilakukan agar minyak makan merah dan produk diversifikasinya dapat diterima dengan baik oleh masyarakat. Selain inovasi tersebut, PPKS yang merupakan center of excellence di bidang penelitian kelapa sawit telah berperan penting dalam perkembangan industri sawit di Indonesia.

PPKS merupakan produsen benih kelapa sawit terbesar di Indonesia yang telah menghasilkan berbagai varietas benih kelapa sawit unggul yang digunakan di perkebunan kelapa sawit, baik perkebunan negara, swasta, maupun perkebunan rakyat. PPKS juga turut serta dalam Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) dan berperan aktif dalam mengedukasi pekebun kelapa sawit mengenai pentingnya penggunaan bahan tanaman unggul maupun penerapan kultur teknis melalui kegiatan diseminasi secara langsung maupun melalui media sosial PPKS.

Diakuinya, saat ini PPKS tengah mengembangkan pupuk hayati Bioneensis® yang bermanfaat untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman, kesehatan dan kesuburan tanah. Pupuk hayati ini menjadi primadona di perkebunan kelapa sawit di tengah tingginya harga pupuk. Dengan dukungan pemerintah dan seluruh stakeholder kelapa sawit.

“PPKS akan terus berupaya menghasilkan berbagai inovasi untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing industri minyak sawit Indonesia, baik di sektor hulu, hilir, maupun melalui rekomendasi kebijakan demi kemajuan perkelapasawitan Indonesia, sesuai dengan tagline nya yaitu PPKS berkarya, sawit Indonesia Berjaya,” kata Edwin menegaskan.@

Fd/rel/TimEGINDO.co

Scroll to Top